19 Mei 2024

Kolaborasi Penelitian Antarnegara: UNS, UMPO dan Universiti Malaya Inisiasi Pengembangan Inklusi Kewirausahaan Penyandang Disabilitas

Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) bersama dengan Universiti Malaya (UM) Malaysia menginisiasi penelitian yang inovatif sebagai upaya kolaborasi penelitian lintas batas negara.

Tim dari UNS diketuai oleh Ari Kuncoro Widagdo, Ph.D, beranggotakan Prof. Rahmawati dan Dr. Sri Hartoko. Dari UMPO, Dr. Rochmat Aldy dari UMPO. Sedangkan dari Universiti Malaya Prof. Noor Ismawati Binti Jaafar.

Di kegiatan ini juga melibatkan tiga mahasiswa, dua dari pascasarjana dan satu dari mahasiswa S-1 FEB UNS.

Kepada feb.uns.ac.id, Prof. Rahmawati menyampaikan, kerja sama ini bertujuan untuk menyelidiki serta mengembangkan model inovasi inklusi untuk Penyandang Disabilitas (PwD) dengan mendorong inovasi dan kewirausahaan digital sebagai langkah signifikan menuju inklusi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Dikatakan, penyandang disabilitas (PwD) biasanya berisiko lebih tinggi mengalami keterbatasan akses terhadap pendidikan dan fasilitas pendidikan, tingkat pekerjaan yang lebih rendah, dan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. PwD juga menghadapi berbagai hambatan dalam inklusi sosial dan ekonomi di masyarakat.

“Negara berkembang, termasuk Indonesia dan Malaysia, terus berupaya untuk menjamin inklusi yang lebih besar bagi orang dengan disabilitas dengan menyamaratakan peluang dan memastikan inklusi dan partisipasi penuh orang dengan disabilitas dalam masyarakat. Misalnya, para pengrajin dari komunitas PwD memproduksi Batik Ciprat di Desa Karangpatihan, Ponorogo, Indonesia, di mana terdapat 205 orang disabilitas yang tinggal di sana. Demikian pula di Malaysia, terdapat LSM disabilitas, yaitu Rumah Harapan dan Batik Kuala Lumpur, yang memiliki zona untuk pengrajin batik disabilitas. Meskipun menghadapi stereotip, stigma, dan diskriminasi, komunitas PwD terus menjalankan bisnis mereka” paparnya.

Penelitian ini menggunakan observasi terhadap penyandang disabilitas yang menjalankan bisnis mereka sendiri dan Focus Group Discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan di komunitas disabilitas.

Lebih lanjut dijelaskan, kerja sama penelitian ini menegaskan pentingnya kemitraan lintas batas dalam menghadapi tantangan-tantangan sosial yang mendesak dan mendorong pembangunan inklusif.

Diharapkan, dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya bersama dari UNS, UMPO, dan UM, penelitian ini memiliki potensi besar dalam menggali potensi kewirausahaan PwD, serta berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi dan inklusi sosial yang lebih luas di seluruh wilayah, khususnya di Indonesia dan Malaysia.

Seiring berjalannya penelitian ini, para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan dapat memperoleh wawasan yang berharga yang dapat digunakan dalam intervensi berbasis bukti dan reformasi kebijakan.

Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang mendukung kewirausahaan PwD. Dengan dedikasi dan kolaborasi lintas disiplin, universitas-universitas ini berada di garis depan dalam mendorong perubahan positif dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif bagi semua.