22 Nov 2023

Guest Lecture Prodi S1 Manajemen Bahas Implementing the Business Model Canvas for Result

Bisnis Model Canvas menjabarkan bagaimana sebuah organisasi membangun, menyampaikan dan menangkap suatu nilai. Business Model Canvas terdiri dari sembilan blok utama yang mewakili elemen-elemen inti dari suatu bisnis, customer segment, value proportions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships,  dan cost structure.

Bisnis Model Canvas ini bisa berubah seiring berjalannya waktu dan kondisi yang ada. Misalnya saat Pandemic Covid 19, banyak channel yang berubah, customer relationship-nya juga  berubah. Meski value preposition tidak berubah tapi cara menyampaikannya jadi berubah. Dan yang paling berubah setelah pandemi berakhir adalah customer segment.

Pernyataan itu disampaikan Asri Meikawati Hazim, S.E., MBA. CEO PT nDalem Value Creation Indonesia di kegiatan Guest Lecture yang diselenggarakan Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Selasa 14 November 2024 secara daring.

Lebih lanjut, Asri menjelaskan kepada kurang lebih 300 peserta yang hadir bahwa dalam merencanakan sebuah bisnis ada 7 pilar, yang pertama dari sisi bisnis, yang kedua dari sisi produk, ketiga legalitas, keempat adalah tim, yang kelima marketing, keenam distribusi dan terakhir adalah kolaborasi.

Dari sisi bisnis, perlu dibangun fondasi yang kuat sebagai bangunan rumah usaha yang dapat bermanfaat.

“Pondasi pertama yang sebenarnya teman-teman sudah melalui adalah membuat model canvas tapi bangunan rumah itu perlu diberi pondasi, namanya alasan. Alasan-alasan membuat bisnis itu harus very strong, harus kuat banget, misalnya  alasan saya membuat bisnis pertama kali, simpel karena pengen punya pendapatan untuk keluarga baru” ungkapnya.

Dalam perjalanan bisnis, alasan bisa berubah. Yang penting adalah kita tidak kekurangan alasan untuk terus berjuang dalam mempertahankan usaha dan konsisten. Karena kadang-kadang banyak yang patah semangat di tengah-tengah. Kita juga haru belajar lebih dalam tentang usaha yang sedang kita geluti.

Pondasi yang kedua adalah market size, hitung benar marketnya. Market size adalah total konsumen atau pembeli yang memiliki potensi di pasar tertentu. Market size merupakan aspek yang penting dalam menentukan proyeksi bisnis dan pasar.

“Untuk melihat market size, lihat saja di internet, semua data-data banyak beredar di dunia maya, jadi kita tahu sebenarnya kepada siapa kita mau menjual. Semuanya bisa diakses di internet. Jadi teman-teman tidak ada alasan bagaimana mendapatkan datanya” tegasnya.

Fondasi bisnis yang selanjutnya adalah melihat keunggulan produk kita dengan melihat  competitor analysis.

“Kita perlu melihat brandbrand yang lainnya, punya kelebihan apa, punya keunggulan apa sehingga ketika kita nanti mau bercerita tentang produk kita, kita sudah benar-benar punya fondasi bisnis yang sangat kuat. Kepoin sosial medianya, beli produk competitor. Tahu value preposition yang dituliskan  di model canvas itu. Diimplementasikan dengan melihat competitor analysis supaya value preposition itu benar-benar menjadi valid” paparnya kemudian.

Dalam hal produk, harus memiliki kekuatan dan keunikan yang menarik untuk konsumen yang menjadi taget market. Karena bisnis itu tidak bisa membahagiakan semua orang.  Harus dipilih yang spesifik target marketnya yang mana. Kalaupun ada yang beli di luar dari target market itu adalah sebenarnya bonus.

Asri juga memberikan tips kepada peserta yang akan membuat brand atau merek, silahkan masuk di website kekayaan intelektual pdki-indonesia.dgip.go.id untuk mengecek. Karena bagaimanapun, yang dilindungi secara hukum baik di Indonesia ataupun di negara lain adalah yang mendaftarkan terlebih dahulu di kekayaan intelektual. Siapa yang mendaftar lebih dulu itu yang dapat sertifikat kekayaan intelektual atau sertifikat merk.

Lebih lanjut lengkapi perizinan sebagai senjata meningkatkan potensi keberhasilan masuk pasar, Legal dokumen diantaranya: Badan Usaha (jika sudah membutuhkam, NIB, IUMK, NPWP, ijin edar makanan (PIRT,MD,  Halal), kekakayaan intelektual, Co-branding.

Pilar yang keempat adalah membangun tim.  Bekerja sama dengan tim untuk operasional usaha dan investasikan waktu untuk memberikan training secara personal.

Untuk membangun sebuah tim bisnis perlu ada Hacker, Hipster dan Hustler. Hacker adalah orang yang meng-create produk, ahli teknologi. Hipster, orang yang ahli desain yang mem-package supaya visual branding itu bisa sampai kepada konsumen dan relevan dengan konsumennya dan Hustler adalah yang ahli dalam manajemen keuangan.

Kegiatan yang bertemakan Implementing the Business Model Canvas for Result dimoderatori Dila Maghrifani, S.E., B.Sc., M.Sc., Dosen FEB UNS.

Usai paparan materi, peserta berkesempatan untuk berdiskusi dengan narasumber.