15 Mar 2024

Webinar Grup Riset Kearifan Lokal Bahas Nilai-Nilai Kepemimpinan

Grup Riset Kearifan Lokal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) hadirkan Ki Purbo Asmoro, S. Kar., M.Hum., Budayawan dan Akademisi ISI Surakarta serta Dr. Joko Suyono, S.E., M.Si.  pada webinar yang bertajuk Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Perspektif Kearifan Lokal: Menyongsong Suksesi Kepemimpinan Nasional.

Secara spesifik, Ki Purbo Asmoro mengangkat tema Menggali Nilai-Nilai Budaya Jawa sedangkan Dr. Joko Suyono dengan tema Menggali Pikiran, Ucapan dan Tindakan Bung Karno dan Pak Harto dalam Kepemimpinan Hasthabrata dengan Content Analysis.

Dalam paparan materinya, Ki Purbo mengatakan konsep kepemimpinan Jawa sebenarnya mulai keberadaannya saat  orang Jawa dengan keanekaragaman budayanya meninggalkan jejak sejarah, ada pitutur, piweling, konsep-konsep kepemimpinan dan butir-butir budaya Jawa yang telah mampu membuktikan kehebatan masa lalu, diantaranya ada Zaman Kalingga, Kahuripan, Singosari, Kediri, Majapahit, Mataram Islam.

Dikatakan, banyak sekali item-item di dalam wayang yang merupakan konsep-konsep kepemimpinan yang bersumber dari budaya lokal.

Di dalam wayang, seorang pemimpin harus ada aura keagungan, yang dititahkan dari Yang Maha Kuasa. Karena hanya titipan, maka pemimpin tidak boleh sewenang-wenang, pemimpin hanya melaksanakan kewajiban, tidak mempunyai ambisi atau pamrih pribadi, namun untuk kebaikan bersama.

Bahkan di Kalimasada, pusakanya Yudhistira, ada lima konsep kepemimpinan yang tertuang dalam kaligrafi yakni ada mengesakan Tuhan, mengabdi, berjuang dengan gigih, kasih kepada sesama, dan sebagai petugas alam.

Menurutnya, konsep kepemimpinan juga ada di dalam aksara Jawa, hanacaraka datasala padhajayanya magabathanga. Hana, keberadaan keesaan Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga seorang pemimpin itu harus percaya kepada yang maha kuasa. Lalu caraka,  manusia itu terpilih sebagai utusan, pemimpin itu adalah utusan. Datasawala, jangan menentang; padajayanya, tindakan harus ke arah jalan Tuhan, sehingga pemimpin tidak boleh adigang adigung adiguna.

Lebih lanjut dikatakan, banyak generasi muda yang belum mengenal budaya Jawa khususnya wayang dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama agar mereka lebih memahami makna-makna kepemimpinan dalam dunia wayang.

“Di dalam wayang, jika orang Jawa yang masih mencintai budayanya biasanya masih bisa memahami makna-makna dari kata-kata dalam dunia wayang, sekarang sepertinya sudah banyak mulai hilang atau akan punah, misalnya generasi Z dengan bahasa wayang tidak begitu akrab. Meski masih ada yang bisa memahami” ungkapya.

Ki Purbo juga mengajak peserta webinar yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait kepemimpinan yang ada dalam dunia wayang.

“Jika akan meneliti kepemimpinan selain hastabrata banyak, pokoknya hampir setiap lakon yang ada nuansanya dadi ratu misalnya Parikesit Dadi Ratu, Gatotkaca Dadi Ratu dan sebagainya mesti ada.  Kalau dalangya pandai untuk memasukkan unsur-unsur dan item-item konsep-konsep kepemimpinan di dalam sebuah cerita itu pasti itu menarik” paparnya kemudian.

Pembicara kedua, Dr. Joko Suyono menyajikan bagaimana  proses menggali pikiran, ucapan dan tindakan Bung Karno dan Pak Harto dalam kepemimpinan hastabrata. Sehingga dapat dibuat parameter dan berhasil dijadikan sebuah ukuran-ukuran yang menjadi pedoman, alat analisis kecenderungan sifat-sifat pemimpin dari hastabrata.

 

Sarjiyanto,Ph.D., moderator webinar yang juga merupakan peneliti Grup Riset Kearifan Lokal menyampaikan bahwa apa yang telah diteliti Dr. Joko Suyono ini adalah terobosan baru atau novelty luar biasa dan dapat mengispirasi mahasiswa ataupun peneliti lain yang fokus kepada kepemimpinan.