
Webinar Grup Kearifan Lokal Angkat Tema Cultural Capital dalam Studi Ekonomi: Peran Budaya dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia
Jika dalam keseharian, kita sudah mengenal bagaimana biodiversifikasi atau keanekaragaman hayati sudah jelas memberikan kontribusi terhadap ekonomi namun sisi lain diversikasi budaya atau keanerakaragam budaya belum banyak riset-riset yang mengukur bagaimana dampaknya terhadap ekonomi.
Grup riset kami memandang budaya adalah kapital atau modal didalam pembangunan, dalam hal ini konteks pembangunan ekonomi.
Pernyataan itu disampaikan Sarjiyanto S.E., MBA., Ph.D, Akademisi FEB UNS dalam Webinar Grup Riset Kearifan Lokal yang bertema Cultural Capital dalam Studi Ekonomi: Peran Budaya dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia, Jumat, 28 April 2023.
Lebih lanjut dikatakan, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang sangat banyak dan beragam tentunya ini menjadi modal dasar di dalam melakukan pembangunan.
“Bahkan komisi kebudayaan dan pembangunan internasional mengatakan ketika melakukan pembangunan dalam konteks pembangunan ekonomi itu harusnya juga membangun dari sisi budayanya. Pembangunan yang terlepas dari konteks manusia dan budaya adalah pembangunan yang tanpa jiwa. Pembangunan ekonomi yang berkembang pesat itu adalah bagian dari budaya masyarakat, seharusnya begitu” paparnya.
Sarjiyanto mengajak peserta webinar untuk tertarik mendiskusikan bagaimana keanekaragaman budaya ini bisa menjadi semangatnya di dalam ekonomi dan pembangunan itu sama dengan keanekaragaman hayati.
Ekonomi budaya dalam indeks yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, indikatornya adalah prosentase penduduk yang pernah terlibat sebagai pelaku atau pendukung pertunjukan seni yang menjadikan keterlibatan sebagai sumber penghasilan.
Dari data terakhir, dari provinsi-provinsi itu ada daerah-daerah yang ekonomi budayanya sudah sangat tinggi, contohnya Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara.
Sebetulnya, ekonomi budaya juga sangat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di suatu daerah. Bagaimana penduduk bisa mendapatkan sumber penghasilan dari aktifitas kebudayaan.
Kita sebagai akademisi masih perlu mendiskusikan kembali apakah ini merupakan satu ukuran yang tunggal, kita perlu membuat pengukuran-pengukuran yang lebih mendekati bagaimana ekonomi budaya bisa kita prediksi dan kita ukur secara riil di lapangan.
Dari beberapa penelitian, budaya bisa berkontribusi terhadap capaian pembangunan berkelanjutan. Budaya itu memediasi pencapaian 17 peran Sustainable Development Goals (SDGs) yang diwakili 70% dari target SDGs itu dan 25% bisa dijelaskan dari nilai-nilai budaya.
Dalam kajian ekonomi pembangunan khususnya sesuatu yang baru, masih banyak celah-celah termasuk bagaimana menciptakan mekanisme pengukuran dan juga pemodelannya.
Webinar di hari ini sedikit membuka wacana kita berdiskusi bagaimana cultural capital ini bisa kita masukkan di dalam sebuah model-model atau penelitian ekonomi pembangunan. Kita memberikan dukungan data dan juga menghasilkan sebuah riset bahwa modal budaya bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi khususnya di Indonesia.