25 Oct 2023

Seminar FEB UNS Bahas Financial Technology and Small Business

Kolaborasi apik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Sebelas Maret (UNS), Program Studi S1 Bisnis Digital, PUI Fintech dan Banking, dan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Surakarta, menghadirkan seminar bertajuk Financial Technology and Small Business, Rabu, 18 Oktober 2023.

Dalam gelaran seminar yang berlangsung di Aula KONIMEX Gedung Bachtiar Effendi FEB UNS lantai 3, dua pembicara hadir dengan materi terkait pendanaan untuk usaha kecil (UMKM) dan ekosistem halal.

Kedua pembicara yang hadir adalah Prof. Andrea Moro dari Cranfield University, UK dan Khrisna Adityangga CEO PT Xyz Digital Innovation.

Dr. Tastaftiyan Risfandi, Wakil Dekan Perencanaan, Kerjasama Bisnis, dan Informasi FEB UNS, dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya pemahaman terkait sumber-sumber pendanaan bagi UMKM di Indonesia, terutama yang berasal dari Fintech. Terlebih lagi, mahasiswa juga perlu mengetahui penyedia jasa teknologi finansial yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Selamat datang di UNS, Prof. Moro dan Pak Khrisna. Kami di UNS senantiasa berusaha untuk dapat membangun jejaring dengan dunia industri, untuk itu hari ini kita akan belajar dari pembicara yang hadir terkait UMKM. Saya harap kita akan dapat menerima banyak pengetahuan dari seminar hari ini,” jelas Dr. Tastaftiyan.

Menyampaikan materi berjudul ‘the Black Box of Funding Small Firms,’ Prof. Moro berpendapat bahwa berbeda dari pendapat umum yang menganggap bahwa seorang enterpreneur hanya berfokus pada keuntungan finansial, mereka justru seringkali lebih memilih pertumbuhan organik bisnis yang mereka miliki.

“Enterpreneur seringkali memiliki lebih sedikit uang dibandingkan pegawai biasa, namun lebih optimis dengan visi jangka panjang. Sehingga mereka bersedia menerima pendapatan yang lebih rendah saat ini,” ungkap Prof. Moro.

Terkait pendanaan, pemilik bisnis atau entrepreneur lebih memilih sumber pendanaan yang memberikan kebebasan bagi mereka untuk mengatur bisnis yang mereka bangun. Sehingga memungkinkan bisnis untuk tumbuh, memiliki sumber daya yang lebih besar, dan dengan tingkat bunga yang rendah.

Lebih lanjut, Prof. Moro menjelaskan tentang tipe sumber-sumber pendanaan termasuk kelebihan dan kekurangan dari setiap sumber pendanaan tersebut.

Menyambung pembahasan terkait pemberi dana, Khrisna Adityangga menyatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapi oleh bisnis kecil adalah perbedaan ekspektasi atau harapan antara enterpreneur dan investor.

Lebih lanjut, Khrisna membahas dengan materi berjudul ‘Halal Ecosystem in the Digital Transformation of the Decentralized Era: Discourse for Small Business.’

Menurutnya, tujuan utama dari transformasi digital adalah untuk mengurangi moral hazard. Sementara itu, desentralisasi data yang merupakan bentuk dari transformasi digital dapat memotong rantai pasokan dan mewujudkan kedaulatan data.

“Decentralized finance pada dasarnya selaras dengan nilai syariah. UMKM dapat menerima banyak manfaat dari decentralized finance, salah satunya adalah dengan tersedianya banyak sumber pendanaan. Disisi lain, decentralized finance dapat mendorong bisnis kecil untuk dapat menjadi lebih transparan, mengingat dengan penggunaan decentralized finance, laporan transaksi bisnis tidak lagi bisa dimanipulasi,” jelasnya.

Terkait edukasi di bidang digital, Khrisna menambahkan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM adalah terkait pendidikan, khususnya terkait literasi digital.

“Literasi digital di Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu kurikulum yang diusung oleh Prodi Bisnis Digital sangatlah baik dan bermanfaat untuk dapat diterapkan di masyarakat, pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mempersiapkan program inkubasi bisnis yang lebih baik dan mendorong berdirinya bisnis digital yang baik,” ungkapnya mengakhiri paparan materi.

Seminar yang berjalan selama kurang lebih dua jam tersebut berlangsung secara interaktif dimana lebih dari 100 peserta yang hadir mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pembicara yang hadir melalui sesi tanya jawab.