13 Nov 2022

6 Pemateri International Academic Webinar Bahas Digital Transformation

Dalam rangka Malaysia-Indonesia Inbound dan Outbound Program, Faculty of Accountancy Universiti Teknologi MARA (UiTM), Sarawak, Malaysia bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan webinar internasional, Jum’at 11 November 2022.

Webinar yang bertajuk International Academic Webinar “Digital Transformation” menghadirkan enam pembicara, dua diantaranya adalah Dosen FEB UNS, Taufiq Arifin, S.E., M.Sc., Ph.D, Ak (FEB UNS), Putra Pamungkas, M. Rech.,Ph.D (FEB UNS), Yussri Sawani (UiTM Sarawak), Assoc. Prof. Dr. Mazurina Mohd Ali (UiTM Puncak Alam), Puan NJH. Imilia Ibrahim (UiTM Sarawak), dan Assoc. Prof. Dr. Natrah Saad (Universiti Utara Malaysia).

International Academic Webinar yang digelar melalui Zoom Cloud Meeting dibuka dengan sambutan oleh Dekan FEB UNS, Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com.(Hons)., Ph.D., Ak dan Kaprodi S1 Akuntansi FEB UNS,  Agung Nur Probohudono, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA.

Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com.(Hons)., Ph.D., Dekan FEB UNS saat memberikan sambutan

Pemateri pertama, Yussri Sawani menyampaikan materi terkait penerapan poin-poin Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDG) di perguruan tinggi, dengan materi berjudul Online SDG Reporting of Higher Education.

Kaprodi S1 Akuntansi FEB UNS,  Agung Nur Probohudono, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA. saat beri sambutan

“Dengan acara ini semoga kita dapat mempersiapkan mahasiswa dengan pengetahuan terkait SDG, sehingga di masa depan akan muncul generasi hijau yang berpengetahuan luas,” ungkap Yussri dihadapan lebih dari 100 peserta webinar.

Pembicara kedua, Assoc. Prof. Dr. Mazurina menyampaikan materi bertajuk, ‘Digital Transformation in Accounting,’ yang membahas secara mendetail terkait perkembangan teknologi terkini yang dapat mendukung profesi akuntan, serta tantangan yang muncul.

Materi yang disampaikan meliputi efek dari transformasi digital pada profesi akuntan, peluang, tantangan, serta perkembangan di masa depan.

Materi ketiga berjudul Digital Transformation: Sustaining Institutional Memory, disampaikan oleh Puan NJH. Imilia Ibrahim, yang membahas mengenai cara menjaga pengetahuan dalam sebuah institusi di era transformasi digital. Dijelaskan, transformasi digital merujuk pada penggunaan teknologi digital ketimbang proses bisnis normal, dengan tujuan untuk mengembangkan proses bisnis melalui teknologi digital.

Taufiq Arifin, S.E., M.Sc., Ph.D saat paparkan materi

Assoc. Prof. Dr. Natrah Saad, menyampaikan materi berjudul Digital Transformation: The Effect on Teaching and Learning.

Sementara itu, Taufiq Arifin, S.E., M.Sc., Ph.D, Ak memaparkan materi berjudul ‘Digital Transformation to Accelerate SDGs Impact’.

Dr. Taufiq merinci bagaimana enam perspektif transformasi digital yang dapat mempercepat penerapan SDGs. Keenam perspektif tersebut antara lain adalah sumber daya manusia (human capital), energi terbarukan, smart cities, smart industry, pertanian digital (digital agriculture), dan pemerintahan digital (digital government).

Putra Pamungkas, M. Rech.,Ph.D saat paparkan materi

“Sebelumnya kita mengenal Millennium Development Goals (MDGs) yang khusus diperuntukkan bagi negara-negara berkembang. Nah, sekarang MDGs tersebut digantikan dengan SDGs yang tidak lagi terbatas untuk negara berkembang, tapi juga berlaku untuk negara maju (developed countries). Sehingga semua negara di dunia wajib menerapkan SDGs yang penting untuk mentransformasi kondisi dunia menjadi lebih berkelanjutan (sustainable),” jelas Dr. Taufiq di awal paparan materi.

Pembicara terakhir, Putra Pamungkas, M. Rech.,Ph.D dengan materi berjudul Sustainable Finance Digital Transformation and Climate Changes, yang mencakup SDGs dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) serta peran digital transformasi dalam implementasi green economy oleh sektor UMKM.

Dalam paparan tersebut, Dr. Putra juga memaparkan hasil riset yang telah dilaksanakan di sektor UMKM di Indonesia yang melibatkan lebih dari 2000 usaha mikro dan kecil.

“Dalam riset ini kami menemukan bahwa selama masa pandemi, usaha mikro dan kecil dengan penjualan dan pendapatan yang besar, memiliki kemungkinan untuk mengadopsi teknologi digital yang lebih tinggi. Kami juga menemukan bahwa transformasi digital di usaha mikro dan kecil memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap implementasi green economy,” jelas Dr. Putra.

Agenda Webinar yang menjadi bagian dari Malaysia-Indonesia Inbound dan Outbound Program tersebut ditutup dengan sesi kuis interaktif melalui platform quizizz. (Tetri & Aulia)