25 Oct 2023

UNS dan Universitas Pekalongan Dampingi UKM Batik Di Pekalongan dengan Pemanfaatan Teknologi Inovasi

Kota Pekalongan terkenal dengan sebutan Kota Batik. Di kota ini, dapat ditemukan banyak perajin dan UKM batik yang masing-masing memiliki kekhasannya sendiri. Bahkan Pekalongan memiliki motif batik khas yaitu Batik Jlamprang. Kebudayaan batik di Kota Pekalongan begitu melegenda sehingga Pekalongan dijuluki sebagai Kota Kreatif Dunia. Untuk memudahkan dalam mengembangkan usaha UKM batik.

Banyak UKM batik di Kota Pekalongan membuat perkumpulan UKM batik. Salah satunya adalah Perkumpulan Kampung Batik Kauman dan Kampoeng Wisata Batik Pesindon. Perkumpulan tersebut dimaksudkan agar terdapat pihak yang menjembatani musyawarah antara pemerintah Kota Pekalongan dengan perajin batik. Selain itu, batik juga mempermudah dalam koordinasi dalam acara pameran, pembentukan web profil anggota dan sebagainya.

Pemerintah Kota Pekalongan pun sangat menghargai keberadaan perkumpulan UKM batik. Beberapa kali proses pengambilan kebijakan terkait kesehatan lingkungan, penataan kota, maupun hal yang lain, Pemerintah Kota Pekalongan selalu melibatkan perkumpulan UKM batik tersebut. Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Pekalongan juga memfasilitasi berbagai bentuk pemasaran batik dari perkumpulan. Hal ini diwujudkan dalam bentuk pengadaan pameran batik, pembuatan e-commerce platform khusus di Kota Pekalongan.

Walau demikian, masih banyak permasalahan di dalam perkumpulan UKM batik tersebut yang dapat menjadi obyek garapan dalam program Kosabangsa ini. Salah satunya adalah masalah penggunaan pewarna kimia yang tidak ramah lingkungan. Pemerintah Kota Pekalongan sendiri pun sudah seringkali melakukan diskusi dengan pihak UKM batik agar menggunakan pewarna alami. Akan tetapi, hal tersebut belum dapat dilakukan karena faktor kendala operasional. Hal inilah yang akan menjadi fokus program kosabangsa ini.

Untuk mewujudkan proses produksi batik yang ramah lingkungan, Tim Pelaksana Kosabangsa melakukan pendampingan dan memanfaatkan mesin pewarna batik, mesin pemanas batik, dan bubuk tulang sapi sesuai dengan teknologi yang ditawarkan oleh Tim Pendamping Universitas Sebelas Maret (UNS) yang diketuai oleh Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak..

Prof. Rahmawati menyampaikan bahwa proses produksi dengan menggunakan teknologi tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan akibat limbah pewarna batik, permasalahan kurang efisiennya proses produksi di Kampung Batik Kauman dan Pesindon.

Sedangkan untuk permasalahan kurangnya variasi motif batik baru di Kampung Batik Kauman, Tim Pelaksana melakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan motif batik baru dengan mempertimbangkan manajemen seni dalam penciptaannya. Hal ini dilakukan dengan pendampingan dari Tim UNS yang telah memiliki teknologi motif batik baru yaitu Kupu Tinebar yang juga telah memiliki Hak Cipta.

Pelatihan dan pendampingan tersebut, diharapkan dapat muncul variasi dari motif batik baru yang tetap membawa ciri khas batik Pekalongan tetapi juga mengikuti perkembangan jaman.

Selanjutnya, untuk masalah di bidang pengelolaan manajemen usaha, Tim Pelaksana mengadakan pelatihan pembukuan dan pembuatan dashborad di Kampung Batik Kauman. Sedangkan di Kampung Batik Pesindon, diusulkan untuk mengadakan pelatihan dan pendampingan penggunaan aplikasi e-commerce, google ads, dan facebook ads sesuai dengan teknologi yang ditawarkan oleh Tim Pendamping UNS.

Selain itu, juga akan diadakan pelatihan pendaftaran merek dagang ke Kampung Batik Kauman dan Pesindon. Hal ini disebabkan banyak perajin batik yang tidak memahami pentingnya penggunaan merek dagang. Setelah memiliki merek, juga akan dilakukan pemanfaatan merek dalam pembuatan konten iklan maupun packaging produk.