Silaturahmi, Kunci Utama Lecture Exchange
Kunci utama dari program internasionalisasi perguruan tinggi, lebih spesifiknya lecture exchange adalah dengan menjalin silaturahmi dengan pihak luar.
Ketika dosen studi lanjut atau ada kesempatan untuk melakukan presentasi di luar negeri, dosen juga harus mampu memanfaatkan peluang tersebut dengan menjalin komunikasi, menjalin kerjasama, berdiskusi dengan para profesor yang berguna bagi pengembangan institusi.
Pernyataan itu disampaikan Prof. Dr. Raditya Sukmana , Ketua Departemen Ekonomi Syariah UNAIR saat Diskusi Interaktif, Lecture Exchange: Capaian Dosen vs Kebutuhan Institusi, Senin, 16 Desember 2019 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS).
Dijelaskannya, di tempat kami, ada aplikasi bagi dosen untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, harus ada kemanfaatan yang lebih. Apakah mengikuti konferensi internasional yang outputnya publikasi di scopus atau non scopus, ataupun aktifitas kerjasama lainnya dan harus memiliki poin lebih dari 6. Jika tidak, maka tidak diijinkan untuk ke luar negeri.
Untuk program lecture exchange, Prof. Raditya menyampaikan, di UNAIR dilakukan dengan short term dengan waktu kurang dari 3 bulan (visiting lectures) dan long term lebih dari 3 bulan (adjunct profesor), inbound maupun outbound
“Adjunct profesor, inbound, meskipun berbiaya mahal namun banyak keuntungan yang akan diperoleh. Dalam waktu yang cukup panjang, selain memberi materi untuk Program S1, S2,S3, juga membantu dalam riset mahasiswa dan dosen . Demikian juga membantu di penyusunan kurikulum dan program-program lainnya. Pengajar dari luar tersebut dapat dimasukkan dalam tim teaching yang di SK kan” jelasnya.
Senada dengan Prof. Raditya, narasumber kedua, Yunieta Anny Nainggolan, Ph.D., Ketua Program Studi Magister dan Doktor Sains Manajemen SMB ITB mengatakan, lecture exchange adalah sebuah upaya dosen untuk mendapatkan exposure di lingkungan internasional.
“Hal ini penting untuk mengembangkan kompetensi kita di Tri Dharma Perguruan Tinggi , dalam pembelajaran, riset maupun pengabdian ” katanya
Dalam hal internasionalisasi, yang sangat penting adalah membangun hubungan dengan perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri, perluas kerjasama.
“Percuma KPI yang dibuat jika dosennya tidak memiliki pasion untuk kerjasama luar negri” jelasnya.
Kegiatan yang diikuti dosen dan mahasiswa pascasarjana ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian acara International Office (IO) FEB UNS.
Dr. Izza Mafruhah, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik FEB UNS dalam sambutannya mengatakan bahwa lecturer exchange merupakan salah satu dari beberapa indikator yang penting dalam rangka mewujudkan UNS sebagai World Class University.
Sebelumnya, IO FEB telah melaksanakan beberapa aktifitas kegiatan lain yakni Inisiasi Kelas Internasional dan Student Exchange.
Kegiatan – kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan. Di tahun 2020 mendatang tim IO FEB akan mengadakan pelatihan-pelatihan khusus bagi dosen-dosen muda untuk mempersiapkan lecture exchange.