08 Sep 2020

Rektor UNS Kukuhkan Prof. Doddy sebagai Guru Besar Bidang Akuntansi Keuangan

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof.Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. mengukuhkan Prof. Doddy Setiawan, S.E., M.Si., Ph.D., Akt sebagai Guru Besar di Bidang Akuntansi Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS, Selasa, 8 September 2020.

Pengukuhan dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring) dengan menerapkan physical distancing yang ketat dan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Pada sidang pengukuhan Guru Besar tersebut, Prof. Doddy Setiawan yang merupakan Guru Besar ke-15 FEB dan ke-220 UNS menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen.

Prof. Doddy yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada FEB UNS periode 2016-2023 dalam karirnya sebagai dosen profesional telah terlibat dalam berbagai penelitian. Prof Doddy telah menghasilkan 60 artikel ilmiah di Jurnal nasional terindeks Sinta 2, 23 artikel ilmiah di jurnal terindeks scopus serta sitasi di Google Scholar sebanyak 1563. Prof Doddy juga menempati peringkat 192 pada TOP 500 Authors versi SINTA RISTEKBRIN pada tahun 2020 dan peringat 38 di bidang ilmu sosial versi SINTA RISTEKBRIN pada tahun 2020.

Dalam sambutannya, Rektor UNS,  Prof. Jamal mengucapkan selamat atas prestasi yang telah dicapai Prof. Doddy.

Selanjutnya dikatakan dengan bertambah banyaknya Guru Besar akan mengangkat derajat marwah akademik UNS, sehingga kampus atau UNS tidak akan kehilangan jati dirinya.

Kampus harus menjadi tempat bagi tumbuhnya generasi terbaik dan peradaban baru bangsa, karena berawal dari kampuslah bermula berbagai inspirasi, ide dan gagasan orisinil diyakini mampu menghasilkan energi inovasi yang tiada henti.

“Apalagi pada saat ini bangsa kita dan bahkan bangsa-bangsa  di dunia sedang berjibaku menghadapi  dua krisis sekaligus, yakni krisis ekonomi dan krisis kesehatan sebagai akibat hadirnya Pandemi Covid-19. inilah saatnya Saudara, para guru besar dan akademisi lainnya berani keluar dari zona nyaman, mengabdikan diri dan memberikan kontribusi berupa pemikiran kebaruannya melalui riset dan inovasi untuk menyelamatkan negara kita dari krisis yang berkepanjangan” tegasnya.

Sudah saatnya jika para akademisi berevolusi untuk mengikuti perubahan besar yang terjadi di sekitar kita. Kampus tidak lagi hanya sekedar tempat kuliah dan memproduksi lulusannya, tapi kampus harus bisa  menjadi pusat inovasi dan gerakan perubahan. Ukuran kampus besar tidak lagi dilihat dari banyaknya jumlah prodi, atau jumlah mahasiswanya atau luasnya kampus, melainkan diukur dari seberapa banyak karya inovasi yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengatasi problematikanya (Humas).