Cost Benefit Analysis, Tema di Pelatihan Kedua RG Green Economics and Sustainable Development
Riset Group Green Economics and Sustainable Development FEB UNS yang diketuai oleh Prof. Mugi Rahardjo, M.Si. menggelar pelatihan kedua dengan tema Cost Benefit Analysis (CBA) sebagai Pengambilan Keputusan Investasi, Selasa 8 September 2020.
Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 80 peserta menghadirkan narasumber Dr. Evi Gravitiani, SE, M.Si dengan moderator Aulia Hapsari Juwita, SE, ME.
Diawal paparannya, Dr. Evi Gravitiani menjelaskan CBA adalah suatu proses yang sistematis untuk menghitung dan membandingkan manfaat dan biaya suatu proyek atau kegiatan investasi. Intinya CBA adalah hanya fokus membandingkan biaya dan manfaat. Manfaat harus lebih besar dari biaya, sangat simpel sebenarnya. Dalam CBA yang harus dilaksanakan adalah proyeknya pasti ada, ada alternatif, ada identifikasi, menghitung, mengukur dan menilai.
“CBA adalah salah satu alat untuk pengambil keputusan terutama keputusan dari segi investasi. Secara teori CBA sangat mudah dipelajari, hanya saja untuk prakteknya lebih harus banyak belajar dari studi kasus. Di forum ini akan kami sampaikan contoh dari beberapa proyek yang pernah tim lakukan” jelas dosen yang saat ini menjabat sebagai Kepala Program Studi Magister Ekonomi Studi Pembangunan FEB UNS.
CBA digunakan bila potensi pengeluaran proyek cukup signifikan untuk menjustifikasi pengeluaran yang dilakukan untuk memperkirakan, mengukur, menghitung dan mengevaluasi manfaat dan dampak yang akan terjadi, juga untuk meningkatkan efisensi, dalam arti biayanya minimal tapi hasilnya bisa optimal. CBA juga digunakan bila ada dampak lingkungan atau sosial di luar pengukuran efisiensi.
Lebih lanjut, Dr. Evi menjelaskan proyek adalah unit terkecil dari aktivitas investasi dengan kegunaan yang saling berkaitan untuk mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ciri-ciri proyek mempunyai titik awal dan akhir, merupakan unit tersendiri, memerlukan modal investasi tersendiri, biaya dan manfaat harus dapat diukur dalam satuan yang sama dan bukan kegiatan yang rutin.
Tahapan proyek diawali dengan pra konstruksi yaitu mengidentifikasi proyek hingga selesainya studi kelayakan. Lalu tahapan konstruksi pembangunan proyek atau pelaksanaan proyek yang telah dipelajari. Dan tahapan operasi, pengoperasian proyek yang telah diselesaikan seperti pemeliharaan sistem bagi penentuan biaya operasi sistem secara global.
Dalam proyek minimal kita melihat ada tujuh aspek yaitu aspek teknis yang membahas tentang lokasi tanah, jenis mesin, skala produksi; aspek pemasaran yang membahas tentang pasar, produk harga, promosi, distribusi; aspek manajerial dan administrasi yang membahas kemampuan staf, karyawan proyek, jumlah karyawan; aspek organisasi, membahas struktur organisasi proyek , bentuk organisasi yang digunakan, aspek finansial membahas tentang besarnya dana, sumber dana, asal dana; aspek ekonomi membahas tinjauan proyek secara ekonomi nasional, kontribusi proyek terhadap perekonomian nasional, devisa negara serta aspek lingkungan membahas tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan baik negatif ataupun positif.
(Humas)