28 Mar 2024

Forum Diskusi Akademisi: Soroti Perkembangan Ekonomi Indonesia Terkini

Sekitar 200 peserta dari kalangan akademisi dan praktisi se eks Karesidenan Surakarta ikuti Forum Diskusi Akademisi, Rabu, 27 Maret 2019.

Kegiatan yang bertemakan  “Perkembangan Terkini Ekonomi Indonesia dan Tantangan Kedepan”  berlangsung atas  kerjasama Bank Indonesia dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS).

Tiga narasumber dihadirkan yakni Sahminan, dari Departemen Kebijakan  Ekonomi dan Moneter, Hermanto Siregar, Rektor Perbanas dan Lana Soelistianingsih, Pengamat Ekonomi.

Dwi Mukti Wibowo, Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia menyatakan dalam sambutannya bahwa ekonomi sekarang bukan masalah ekonomi ansih, namun sangat berhubungan dengan banyak hal. Keamanan dan  ketertiban mempunyai pengaruh terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.

“Untuk itu,  kita harus bersinergi bersama-sama, dengan Lembaga Pemerintahan, Bareskrim, Kemenko Polhukam,  BIN, Lazis, dan para akademisi. Dengan media juga bersinergi, untuk memberitakan informasi-informasi yang positif sehingga membangun reputasi negeri,” jelas Dwi Mukti.

Menyikapi perkembangan ekonomi Indonesia, Hermanto Siregar, Rektor Perbanas menyatakan, di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan secara bertahap. Dengan potensi SDA dan market size Indonesia yang cukup besar,  perekonomian daerah memiliki peran untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional tersebut.

“Butuh investasi yang  besar terutama dari luar negeri  agar potensi itu dapat diwujudkan dengan baik.  Untuk itu, harus ditingkatkan daya saing perekonomian dengan berbagai upaya mengatasi berbagai kendala yang ada, seperti keterbatasan infrastruktur, relatif rendahnya kualitas SDM dan inefisiensi di pasar tenaga kerja, korupsi dan masalah dalam tata pamong, dan sebagainya,” jelasnya.

Sejalan dengan hal itu, Lana menyatakan bahwa  kebijakan ekonomi yang perlu kita cermati adalah bagaimana agar perekonomian global tidak tersandera oleh dua kekuatan ekonomi yaitu Amerika dan China.

“Dari sisi domestik relatif aman, kita dorong belanja kita, itu salah satu stimulus untuk memperbaiki perekonomian kita,” paparnya.

Di sisi lain, pemerintah sudah menyiapkan jaring pengaman sosial,  misalnya dari bantuan sosial yang cukup besar untuk mendongkrak ekonomi di lapisan bawah, dana desa, dan perilaku untuk  tidak tergantung kepada subsidi BBM. (Tetri/Humas FEB)