29 Jun 2022

FGD Sinergi Perguruan Tinggi dengan Pelaku Bisnis, Hadirkan Tiga Narasumber

Saat ini, persaingan ekonomi global semakin ketat, semuanya sudah benar-benar terbuka, ada AFTA/CAFTA/JIEPA, MEA/AEC. Kompetisi sudah tidak ada batasnya, sebuah produk yang dilihat adalah kualitasnya, tidak melihat lagi darimana asalnya. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pun menjadi hal yang sangat penting.

Produktifitas tenaga kerja di Indonesia merupakan salah satu faktor yang menentukan Iklim investasi di Indonesia. Berdasarkan data dari sebuah lembaga yang dibentuk di Asia untuk melihat tingkat produktifitas tenaga kerja di Asean, Asian Productivity Organization (APO), Indonesia masih berada di posisi ke 4. Produktifitas tenaga kerja Indonesia masih dibawah Malaysia, Thailand dan juga Singapura.

Pernyataan itu disampaikan Ahmad Sumbalawi, CEO Sembilan Daya Manunggal yang juga alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Focus  Group Discussion (FGD) , diselenggarakan oleh Badan Pengelola Usaha FEB UNS, Rabu 29 Juni 2022 di UNS Inn.

Menurutnya, Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menghasilkan SDM yang unggul adalah organizational skills (keterampilan organisasi), value proposition (nilai proposisi), internship and on-the-job training  (pelatihan kerja), driver instead of follower, mempunyai gagasan untuk menjadi leader.

“Kampus harus mendorong mahasiswa untuk aktif berorganisasi agar memiliki keterampilan untuk mengembangkan softskillnya, memiliki jiwa kepemimpinan. Juga mendorong agar lulusannya percaya diri dengan keunggulan yang dimiliki ketika masuk di dunia kerja” jelasnya.

Untuk meningkatkan SDM yang unggul, kampus juga harus meningkatkan program-program magang bagi mahasiswa di perusahaan-perusahaan dan mengembangkan kepemimpinan.

“Kita harus menjadi driver instead of followers, harus menjadi driver, mempunyai ide, gagasan, selalu berlomba menjadi leader dan jangan menjadi follower” tegasnya.

Senada dengan Sumbalawi, Dr. Darwito, Founder and Trainer NMA mengatakan tantangan SDM Indonesia di era revolusi 4.0 semakin berat. Hardskill saja tidaklah cukup membuat SDM Indonesia untuk dapat menghadapi tantangan masa depan. Keahlian teknis perlu ditambah dengan soft skills yaitu karakter, integritas, kemampuan komunikasi dan kerja sama. Kompetensi ini yang selalu dibutuhkan dan tidak tergantikan.

Tugas pendidikan saat ini adalah membentuk manusia yang siap menyesuaikan diri dengan adanya disrupsi. Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan karakter manusia pembelajar, mengokohkan kembali karakter dan kepribadian yang bermuara pada kecerdasan personal dan kolektif.

Sementara itu Dr. Lilik Wahyudi, MSc, Akademisi FEB UNS memulai diskusi dengan bahasan bertemakan Peran Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Branding dan Positioning Sektor Ekonomi Daerah.

FGD di hari ketiga  adalah rangkaian dari tiga kegiatan FGD yang dirancang oleh BPU FEB UNS.  Pertama, di hari Senin 27 juni 2022 dengan mengundang pemerintah daerah untuk merangcang sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Di hari kedua. Selasa 28 Juni 2022 mengundang pelaku bisnis di BUMN dan BUMD dan hari terakhir Rabu 29 Juni 2022 mengundang pelaku bisnis yang bergerak disektor riil, pariwisata dan jasa. 

Ketua BPU FEB UNS,  Dr. Ahmad Ikhwan Setiawan, SE, MT dalam sambutannya berharap dari diskusi ini akan menghasilkan studi yang menarik untuk jadi rekomendasi bagi pemangku kebijakan, pemerintah, BUMN, BUMD dan pelaku bisnis yang bergerak disektor riil, pariwisata dan jasa. (Tetri)