Workshop Series 4 Grup Riset Applied Microeconomics Bahas Developing Social Economy Index
Grup Riset Mikroekonomi Terapan (Applied Microeconomics) kembali mengadakan workshop series ke-4 pada, Selasa, 10 November 2020. Workshop yang dimoderatori oleh Tri Mulyaningsih SE., M.Si., Ph.D., yang juga merupakan Kepala Grup Riset Mikroekonomi Terapan Universitas Sebelas maret (UNS) Surakarta tersebut mengundang Assoc. Prof. Riyana Miranti dari University Canberra Australia sebagai pembicara. Workshop tersebut merupakan bagian dari serangkaian workshop yang diadakan dalam rangka kolaborasi riset antara UNS dan University Canberra Australia.
Diawal pemaparan materi, Assoc. Prof. Riyana menyampaikan struktur materi yang akan disampaikan yang mencakup pengenalan, kelebihan dan kekurangan dari composite index, langkah-langkah pembuatan index, berbagai pengukuran index (indeks pembangunan manusia-HDI, Child Social Exclusion-CSE, dll), pemanfaatan indeks dalam kebijakan publik, contoh kasus di indonesia.
“Indikator pengukuran yang sudah ada saat ini tidak cukup untuk menjelaskan tingkat pertumbuhan secara komprehensif. Kebijakan holistik yang mencakup aspek multidimensional dianggap akan lebih berhasil dalam memajukan hak populasi terkait dengan kesetaraan,”jelas Prof. Riyana.
Indeks sendiri adalah kumpulan dari berbagai indikator pengukuran untuk meringkasnya menjadi sebuah komposite indikator. Indeks tersebut dapat memberikan informasi yang lebih mendalam dibandingkan indikator tunggal, serta dapat menjadi alat yang berguna dalam pembuatan kebijakan. Dari sisi keunggulan indeks, indeks dapat meringkas indikator multidimensional yang rumit, lebih mudah untuk diinterpretasi, dapat dikembangkan seiiring waktu, mengurangi jumlah indikator yang digunakan tanpa mengurasi esensi dari informasi yang terkandung di dalamnya, dapat dipecah menjadi indikator-indikator yang lebih kecil, serta memberikan kesempatan bagi pengguna untuk melakukan uji coba dan perbandingan.
Disisi lain indeks juga memliki kelemahan seperti ketersediaan data yang mungkin menghambat penyusunan indeks, dimana pengukuran untuk dimensi tertentu yang sulit untuk diukur akan menjadi tidak sesuai/salah ukur, dapat menyebabkan pengambilan kebijakan praktis, serta kesulitan dalam konstruksi indeks yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi informasi.
Setelah menyampaikan pengantar mengenai penyusunan indeks komposit, Dr. Riyana melanjutkan presentasinya mengenai teknik penyusunan indeks di sesi kedua webinar. Teknik penyusunan indeks yang terdiri dari Principle Component Analysis (PCA) dan Factor Anaylisis. Selanjutnya dijelaskan proses penyusunan PCA karena merupakan teknik yang telah digunakan sebelumnya.
“Masalah yang mungkin muncul dalam mengembangkan indeks di negara berkembang seperti Indonesia antara lain adalah adanya perubahan lingkungan perekonomian, adanya indikator-indikator yang mungkin relevan bagi negara maju namun tidak relevan bagi negara berkembang, ketersediaan data, dan masalah unit georafis yang sesuai dengan kondisi sebuah negara,”ungkap Dr. Riyana diakhir pemaparan materi mengenai kelemahan indeks.
Aulia/Humas