19 Sep 2024

Talkshow Keamanan Siber Bank, Kerja Sama Infobank Media, FEB UNS dan ISEI

Infobank Media Group kerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) serta Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menggelar Talkshow dan Launching Buku Keamanan Siber Bank, Rabu, 18 September 2024 di Aula Gedung Suhardi FEB UNS.

Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian Kongres ISEI XXII.

Dalam talkshow tersebut menghadirkan dua pembicara yakni Zuwin Adriano, Business Development Manager Privy dan Roberto Akyuwen, penulis buku sekaligus Kepala OJK Jabodebek dan Provinsi Banten.

Turut hadir di kegiatan itu Bhimo Rizky Samudro, SE, M.Si., Ph.D. Dekan FEB UNS; Apriyani Kurniasih, Direktur Infobank; Eko B Supriyanto, Chairman Infobank; dan Lukman Hakim, S.E., M.Si., Ph.D, Ketua ISEI Surakarta.

Dekan FEB UNS sangat mengapresiasi terselenggaranya talkshow yang mengangkat tema keamanan siber perbankan.

“Ini sangat bermanfaat sekali terutama bagi kami kalangan akademisi, bagi para mahasiswa untuk selalu improve terutama bagi mahasiswa program studi Bisnis Digital yang merupakan salah satu prodi di FEB yang peminatnya cukup banyak. Saya harap teman-teman mahasiswa bisa memperhatikan terhadap topik kali ini, Keamanan Siber Bank, ini sangat sangat penting” terangnya.

Dekan  juga mengapresiasi kerja sama dengan ISEI, talkshow ini merupakan satu rangkaian kolaborasi yang sangat baik dari seluruh elemen dan stakeholder. Ke depan semoga ini tidak hanya berhenti sampai di sini, namun berlanjut dengan kerja sama lainnya.

Sementara itu Eko B Supriyanto, Chairman Infobank Media Group dalam catatan pembuka menyampaikan ungkapan yang luar biasa dengan hadirnya Buku Keamanan Siber Perbankan karya Roberto Akyuwen.

“Di tengah Indonesia yang rendah literasi keuangan, rendah literasi digital, rendah literasi cyber crime, hadir buku yang luar biasa karya Bapak Roberto dengan  600 halaman lebih. Kaya teori, kaya regulasi, ada praktek yang terjadi, dan jarang buku seperti itu, ada hasil risetnya, jadi ini luar biasa untuk kita” ungkapnya.

Sebagai editor buku, Eko melihat buku ini sangat menarik. Satu benang merah dalam buku ini adalah bagaimana upaya pencegahan risiko kejahatan siber khususnya di perbankan.

Buku ini menyebutkan apa sebenarnya definisi dari kejahatan siber. Kejahatan atau cyber crime mengacu pada kegiatan ilegal atau penipuan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi digital dan internet.

Dalam bab awal dijelaskan jenis-jenis cyber crime yang sering terjadi, diantaranya phising, malware, ransomware dan juga jenis-jenis kejahatan yang merupakan ancaman dari dalam.

Kasus-kasus yang pernah terjadi yang digambarkan merupakan kasus yang terjadi di seluruh dunia dengan berbagai macam ragam kejahatan siber. Lembaga keuangan mengalami peningkatan tentang adanya kejahatan, trennya naik, hampir setiap hari, setiap menit ada orang menjebol dan jumlahnya adalah jutaan kali.

Lebih lanjut dijelaskan, perlu ada komitmen dari manajemen puncak tertinggi untuk keamanan siber. Ada keseimbangan antara keamanan dan kenyamanan.

“Harus ada prioritas keamanan siber untuk manajemen tingkat tertinggi, bosnya harus aware, bukan hanya satu bagian saja. Dan ini proses harus berkelanjutan, tidak berhenti cukup hari ini beli IT, tapi proses keamanannya perlu terus menerus dijaga, itu adalah pembelajaran dari membaca buku ini” paparnya kemudian.

Lebih lanjut disampaikan, dalam buku itu juga menjelaskan secara jelas protokol krisis, apa yang harus dilakukan jika terkena cyber crime  dan yang paling penting di bab akhir buku itu adalah pengembangan budaya tentang cyber crime. Setidaknya ada tiga unsur yaitu keamanan kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus menjadi budaya kerja.