02 Mar 2020

Perempuan Berdaya, Percepat Perkembangan Negeri

Sensus penduduk di tahun 2010 menunjukkan bahwa  jumlah perempuan hampir separuh (49,7 %) dari jumlah keseluruhan penduduk di Indonesia. Dari jumlah itu, jika  diberdayakan, wanita yang “empower” akan sangat mempengaruhi negeri.

Hal itu disampaikan Dra. Ningsih Hariyanto, salah satu narasumber di Seminar yang diselenggarakan oleh  Program Studi S2 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS),  Kamis, 27/2/2020 di Aula Gedung 3 FEB UNS.

Perempuan sangat memegang peranan penting,  mampu melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan (multitasking).

“Jika dari  49,7% perempuan itu berdaya maka percepatan perkembangan negeri ini luar biasa. Perempuan yang mampu mengoptimalkan keunikan masing-masing yang dikaruniakan Tuhan kepadanya, akan menjadi pendorong yang hebat dan sangat mempengarui 50,3% sisanya” jelasnya di acara yang bertema Empower Women, Empower Nation,

Lebih lanjut dikatakan, setiap orang memiliki keunikan masing-masing yang berbeda antara satu dengan yang lain. Keunikan diri terbentuk dari sinergi beberapa hal, diantaranya adalah adanya peran orang-orang terdekat, kepribadian, kekuatan dan kelemahan diri, pengalaman hidup serta kemampuan dan keterampilan.

Keunikan yang dimiliki setiap orang tidak akan ada yang sama persis, maka hiduplah dengan keunikan masing-masing, dan arahkan kepada nilai-nilai yang baik.

Tetapi kebanyakan perempuan tidak seperti yang kita harapkan. Banyak perempuan menghadapi tantangan dari dalam,  memiliki pemikiran seperti “sampah”.  Ada rasa kecewa, pikiran negatif, merasa tak berharga, mencari identitas diri, perasaan tertolak, trauma masa lalu,  hanya sekedar “konco wingking “. Ketika ada pemikiran negatif dalam dirinya akan melihat orang lain juga negatif.

Padahal sesungguhnya perempuan adalah pribadi yang bernilai.  Dalam dirinya harus ditumbuhkan pemikiran bahwa  ada sebuah keberhargaan dan keunikan yang harus dimainkan secara maksimal,

Sementara itu, Kristrianti Puji Rahayu, S.E., MBA, Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa perempuan dengan tingkat literasi keuangan yang baik membuka kesempatan lebih besar untuk memperoleh akses keuangan (inklusi).

Dari hasil penelitian, perempuan yang memiliki akses ke keuangan cenderung tidak hanya menghabiskannya untuk keperluan pribadi, tetapi lebih kepada keperluan rumah tangga dan anak. Pada akhirnya, peningkatan jumlah perempuan yang memiliki akses ke keuangan berkontribusi positif terhadap pengentasan kemiskinan .

OJK  banyak memberikan literasi keuangan kepada wanita tetapi secara statistik literasinya masih dibawah laki-laki, demikian juga inklusinya. Sangat penting bagi wanita dalam hal mengelola keuangan dan memberdayakan diri secara ekonomi.

Untuk memaksimalkannya,  OJK telah menjalankan program literasi dan inklusi keuangan ke berbagai instansi, lembaga, universitas. Di level universitas, salah satunya dapat diwujudkan dalam kerja sama program KKN. OJK juga menyediakan informasi dalam platform yang dekat dan mudah diakses oleh masyarakat serta mengikuti isu-isu terkini yang berkembang di masyarakat.

Melalui terselenggaranya seminar yang dihadiri oleh hampir 300 peserta, Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof. Dr. Ir.Ahmad Yunus, MS, berharap peserta mendapatkan  pemahaman tentang “empower women” yang mampu menjadi “empower  nation”.

Selain itu, kegiatan ini juga mampu mengembangkan kerjasama khususnya dalam perkembangan dan proses pembentukan kurikulum sesuai dengan yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  RI, menjadikan pihak industri dan lembaga lain sebagai mitra pembelajaran di kampus.