
P4M Gelar Webinar Publikasi Ilmiah Bertajuk Strategi Publikasi di Jurnal Bereputasi: Optimalisasi Kualitas Karya Ilmiah untuk Menembus Scopus dan SINTA
Dalam rangka meningkatkan kualitas serta daya saing publikasi ilmiah di jurnal bereputasi, Pusat Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P4M) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan Webinar Publikasi Ilmiah dengan tema Strategi Publikasi di Jurnal Bereputasi: Optimalisasi Kualitas Karya Ilmiah untuk Menembus Scopus dan SINTA, Kamis, 13 Maret 2025
Kegiatan yang di laksanakan secara daring menghadirkan narasumber Widya Paramita, A.E., M.SC., Ph.D. dosen, peneliti, dan Editor in Chief Journal of Indonesian Economic and Business (Q3) UGM, dengan H-index 15.
Webinar ini membahas strategi efektif dalam menyusun artikel ilmiah yang berkualitas serta memahami standar publikasi di jurnal bereputasi, termasuk aspek penulisan, substansi, dan teknik menghadapi proses review.
Prof. Tri Mulyaningsih, S.E., M.Si., Ph.D. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Penelitian FEB dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai akademisi, salah satu tanggung jawabnya adalah melakukan riset dan output dari riset itu harapannya bisa dibaca kemudian menjadi bermanfaat untuk pemecahan masalah-masalah di masyarakat.
Prof. Tri menitipkan dua hal kepada narasumber yakni bagaimana melakukan riset yang berbobot dan bagaimana mengemas dalam bentuk artikel yang baik.
“Mohon nanti kiranya Mbak Widya menyentuh banyak aspek pengemasan walaupun kita tidak boleh lupa bahwa kemasan yang baik tapi kalau isinya zonk juga tetap tidak diterima. Jadi tetap risetnya itu harusnya berbobot. Tetapi riset yang berbobot tanpa pengemasan yang menarik yang baik itu juga susah untuk kita selling” katanya menutup sambutan.
Dr. Widya melihat bahwa topik peneliti-peneliti di Indonesia sebetulnya menarik, tetapi mungkin ada sedikit kesalahpahaman atau mungkin sedikit ruang yang masih perlu di-improve.
“Ketika kita bicara topik penelitian sebetulnya kita tidak hanya bicara soal kita mau meneliti apa. tetapi topik penelitian itu harus bisa didetilkan lagi, itu supaya penelitian kita menjadi lebih terarah, supaya fungsi penelitiannya lebih jelas, nah ini yang masih menjadi PR ya bagi kita semua peneliti di Indonesia” ungkapnya.
Dikatakan, Journal of Indonesian Economic and Business, rejection read-nya itu cukup tinggi sekitar 90%. Alasan utamanya editor me-reject adalah karena topik penelitian kurang detil meski isunya menarik.
Lebih lanjut disampaikan kriteria paper yang diterima di jurnal ilmiah yakni memiliki kontribusi teoritis, ketelitian metodologis, relevansi manajerial dan praktis, dukungan empiris yang kuat, kejelasan dan koherensi dalam penulisan, standar etika dan transparansi, kesesuaian dengan ruang lingkup jurnal, keterlibatan dengan penelitian terkini, proses tinjauan dan revisi yang kuat.
Sebagai editor, untuk bisa menerima atau me-reject suatu paper, dia akan melihat banyak hal tetapi utamanya adalah kontribusi teori. Ketika lolos dari reject, potensi untuk diterima itu menjadi sangat besar.
Dalam penelitian, penting untuk memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pengembangan teori yang ada. Ini mencakup pengenalan konsep, kerangka kerja, atau model baru yang dapat memperkaya pemahaman di bidang tersebut. Dengan membangun dan terlibat secara kritis dengan literatur yang ada, penelitian dapat menunjukkan kebaruan dan relevansi, yang merupakan faktor penting untuk diterima dalam jurnal ilmiah.
“Jadi mungkin Bapak Ibu bisa berargumen bahwa saya ini punya kontribusi empiris, punya kontribusi metodologi, tetapi kalau kita bicara mengenai scientific publication atau paper ilmiah ya kontribusi teori itu tidak bisa kita abaikan itu karena itu adalah syarat utamanya” jelasnya kemudian.
Di kegiatan itu, Dr. Widya juga memberikan tips praktis untuk penelitian dan sumber ide penelitian.
Usai paparan materi, narasumber memberikan ruang kepada peserta untuk berdiskusi.