09 Nov 2020

Online Guest Lecture, Prof. Kabir Hassan Bahas Perkembangan Keuangan Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) Surakarta adakan Kuliah Umum Tamu pada Sabtu, 31 Oktober 2020. Acara yang merupakan kerja sama antara Grup Riset Institusi dan Pasar Keuangan dan UNS Fintech Center, tersebut menghadirkan Prof. M. Kabir Hassan, dari University of New Orleans, Amerika Serikat.

Acara dibuka oleh Kepala Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI PT) Fintech dan Banking, Universitas Sebelas Maret (UNS Fintech Center), Dr. Irwan Trinugroho. Dalam sambutannya,  Dr. Irwan mengucapkan terima kasih kepada Prof. Kabir Hassan yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dengan peserta kuliah umum. Kuliah umum yang digelar diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh peserta.

Prof. M. Kabir Hassan adalah Professor di bidang Keuangan dari Universtiy of New Orleans, ahli di bidang Keuangan Islam (Islamic Finance). Lebih dari 350 artikel ilmiahnya telah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi.

Membuka paparan materi, Prof. Hassan menyampaikan materi yang terbagi dalam dua bagian. Di bagian pertama tentang Dasar Teoretikal dari Keuangan Islam dengan judul “Convergence of SRI, Impact Investing, and Islamic Finance” dan berikutnya tentang risetnya dibidang ESG dan Islamic Finance.

“Keuangan pada awalnya dibentuk untuk mendukung ekonomi riil, untuk mengalokasikan dan mengarahkan sumberdaya keuangan. Sayangnya, di kala krisis, sektor keuangan menjadi sebuah tujuan  akhir, yang seharusnya mendukung pertumbuhan ekonomi menjadi sumber pertumbuhan keuangan.

Pada akhirnya finance menjadi sumber ketidakstabilan, yang awalnya berfokus pada pembentukan nilai jangka panjang atau long-term value creation menjadi short time returns,” ungkapnya.

Selanjutnya disampaikannya poin-poin persamaan antara ethical finance dan islamic finance yang berfokus untuk memberikan nilai ke sektor ekonomi. Hal ini sejalan dengan nilai islamic finance yang berfokus pada penciptaan nilai ekonomi riil. Dalam hal pertumbuhan keuangan islam, sektor yang tumbuh paling pesat adalah perbankan, pasar modal islam, dan takaful.

Indonesia dan Malaysia memegang peran penting dalam hal penerbitan Sukuk, dimana kedua negara tersebut berkontribusi pada 80% penerbitan Sukuk di seluruh dunia.

“Indonesia merupakan pemain penting dibidang keuangan Islam saat ini, dan yang menarik adalah Pemerintah Indonesia mendukung ekonomi islam,” jelas Prof. Hassan.

Selain membahas mengenai perkembangan keuangan islam, Prof. Hassan juga menyinggung mengenai pendidikan yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan ekonomi dan keuangan Islam. Sebuah kurikulum baru dibutuhkan agar mahasiswa yang mempelajari tentang keuangan islam. Diakhir acara, Prof. Hassan berharap akan ada lebih banyak orang yang akan menyadari nilai-nilai yang dibawa oleh islamic finance. (Aulia, Humas)