31 Aug 2019

Menuju Sarjana Terapan, Prodi D3 Akuntansi dan Perpajakan Gelar Workshop Kurikulum

Perkembangan jalur vokasi sangat pesat, antara lain dengan telah dikeluarkannya Permenristekdikti nomor 54 tahun 2018 tentang penyelenggaraan pendidikan vokasi sistem terbuka Multi Entri Multi Exit (Meme) dengan fleksibilitas yang tinggi.

Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk berhenti studi pada jenjang Diploma 3 (D3) di akhir semester enam.  Tidak ada sistem DO di jalur vokasi.

“Semua program studi (prodi) didorong menjadi sarjana terapan atau D4. Kalau mampu hingga magister dan doktor terapan. Dan untuk menuju ke sana, maka kurikulum jalur vokasi didesain 70% matakuliah praktik dan 30% teori, yang berbeda dengan jalur akademik S1 yang lebih banyak teorinya” jelas Santoso Tri Hananto, Direktur Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam sambutannya di acara Workshop Kurikulum D3 Akuntansi dan Perpajakan, Sabtu, 31/8/2019 di UNS Inn.

Untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih banyak di praktik, maka 50% tenaga pendidik jalur vokasi adalah dari kalangan industri.

Dalam proses magang di industri pun, tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban matakuliah, mahasiswa akan bekerja seperti halnya staf di industri. Magang dilaksanakan sekitar lima bulan lebih dua minggu. Untuk hal ini, networking dengan kalangan industri akan semakin diperkuat.

Lebih lanjut dikatakannya, pola penyelenggaraan pendidikan untuk jenjang D3 adalah 3-2-1, perkuliahan tiga semester pertama dikampus, dua semester berikutnya praktik magang di industri, dan satu semester tugas akhir dengan penilaian dari kampus dan industri.

Sedangkan untuk jenjang sarjana terapan (D4), pola pendidikannya 4-3-1, perkuliahan empat semester, tiga semester praktik magang di industri, dan satu semester tugas akhir dengan penilaian dari kampus dan industri.

Terkait dengan kurikulum di jalur vokasi, salah satu narasumber, Muh. Nurcholis dari Konsultan Pajak, memberikan masukan beberapa matakuliah yang penting untuk diajarkan kepada mahasiswa vokasi.

Nurcholis juga menyarankan agar mahasiswa diarahkan dan dilatih untuk memiliki kompetensi yang tidak sekedar bekerja sesuai dengan SOP atau standar saja namun lebih jauh pada tingkatan keterampilan dalam mengelola serangkaian tugas yang berbeda dan terlebih pada ketrampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul masalah.

Pembicara lain dalam workshop yang dihadiri oleh mahasiswa, alumni, dosen dan juga praktisi yakni Eko Madyo Sutanto, Wakil Direktur 2 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo dan Didi Rafii dari KPP Solo.

Berbagai masukan dari para peserta workshop akan menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola untuk perbaikan kurikulum vokasi terutamanya Prodi D3 Akuntansi dan D3 Perpajakan.