ICMI Surakarta Gelar Seminar di UNS Bertajuk Peran Umat Islam mencapai Indonesia Emas 2045
Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Surakarta dan umat Islam memiliki peran yang sangat penting dalam menyongsong dan mencapai Indonesia Emas 2045. ICMI Surakarta perlu berperan aktif langsung terjun di tengah masyarakat agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Prof. Irwan Trinugroho, Ph.D sebagai ketua ICMI Surakarta 2024-2029 yang saat ini menjabat Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi, dan Informasi Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Seminar Nasional sekaligus kick off kegiatan ICMI Surakarta, Selasa, 21 Januari 2025 di Ballroom Tower UNS.
Lebih lanjut disampaikan, pemikiran, ide dan gagasan ICMI Surakarta dalam berbagai bidang perlu ditulis dan disebarluaskan melalui media online agar bisa diakses oleh seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan.
“Banyak cendikiawan muslim di Solo dan itu merupakan modal besar kita untuk memberikan sumbangsih. Jika tulisan-tulisan para cendikiawan itu kita tuangkan dalam sebuah buku, sekarang tidak banyak orang yang membaca, tapi tulisan itu akan kita publikasikan melalui media-media online yang memiliki keterjangkauan dan cakupan yang luas, ini merupakan salah satu program kerja yang akan kita lakukan” ungkapnya.
Dalam hal pengabdian kepada masyarakat, banyak sekali isu-isu yang bisa digali yang mungkin lokal tapi bisa untuk menjadi bahan pemikiran para cendikiawan muslim di Solo untuk memberikan solusi, memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat. Misalnya terkait digitalisasi, stunting dan lain sebagainya.
Prof. Irwan berharap kepengurusan ICMI Surakarta di periode ini bisa produktif yang berguna bagi kemaslahatan umat. Tidak hanya sebatas dalam kegiatan seperti ini, seminar tapi juga dalam bentuk memberikan rekomendasi kebijakan dan hal-hal lain yang berguna bagi masyarakat.
Tiga pembicara hadir di kegiatan yang bertema “Outlook Sosio-Ekonomi Indonesia dan Peran Ummat Islam mencapai Indonesia Emas 2045”.
Prof. Mudhofir membahas bagaimana ummat Islam berperan dalam pelestarian lingkungan hidup. Pertama, pentingnya para Ulama membuat tafsir tematik tentang lingkungan hidup. Hal ini diperlukan karena kecenderungan ummat Islam saat ini tidak menjadikan lingkungan hidup dan kerusakannya sebagai sesuatu yang penting dan mendukung ibadah dan kehidupan akherat. Kedua, perlu juga disusun khutbah-khutbah yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, bahaya kerusakan lingkungan dan keberlanjutan. Oleh karena itu diperlukan pegiat-pegiat lingkungan yang mendukung diseminasi peran agama di bidang lingkungan hidup.
Prof. Muhammad Da’i menyinggung daya saing ummat Islam di bidang iptek yang masih tertinggal. Ummat Islam perlu merubah mindset bahwa yang namanya ibadah tidak hanya sholat, mengaji, dan puasa saja, akan tetapi bekerja, berinovasi dan belajar yang memakan porsi waktu lebih besar dalam hidup ini, perlu diartikan sebagai bagian dari ibadah. Selain itu, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Aset & Administrasi Umum UMS tersebut, menekankan untuk mengatasi daya saing SDM yang tertinggal di kalangan masyarakat, maka ummat Islam perlu memberdayakan masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan.
Pembicara ketiga Tastaftiyan Risfandy, Ph.D yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FEB UNS, menyebut bahwa kemiskinan dan ketimpangan di kalangan masyarakat Indonesia bisa diatasi dengan pendidikan gratis, program makan bergizi gratis, program-program di perbankan dan masjid dan dimulai dari keluarga sebagai tempat mendidik anggota keluarga.
Seminar ini merupakan agenda kedua setelah diskusi mengenai program kerja bidang-bidang yang dimiliki oleh ICMI Surakarta yaitu Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Penguatan Karakter Bangsa, Kerja sama, Komunikasi dan Transformasi Digital, dan Iptek dan Imtaq. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama ICMI Surakarta, UNS dan juga dukungan Bank Syariah Indonesia.