Kelola Tri Dharma Perguruan Tinggi di Era 4.0
Pengelolaan di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengadbian masyarakat sangat perlu diperhatikan untuk penyusunan borang akreditasi.
Di tiga aspek tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa ( FEB UNWAR) dapat melakukan sharing, bekerjasama dibidang pengajaran, penelitian maupun pengabdian dengan keunggulan yang dimiliki.
Hal di atas disampaikan Dr. Izza Mafruhah, SE, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik FEB UNS saat menjadi narasumber di bimbingan teknis akreditasi yang diikuti oleh sebanyak 50 orang pimpinan dari Universitas Warmadewa Bali, 18 Desember 2019 di UNS Inn, Solo.
Dijelaskannya lebih lanjut, kerjasama UNS dan UNWAR banyak memiliki kemanfaatan. Dengan sharing energi, sharing hasil, sharing sumberdaya manusia dapat meningkatkan Key Performance Indicator (KPI) di kedua belah pihak.
Dibidang pengajaran, UNS dan UNWAR dapat bekerjasama dalam hal student inbound.
“Mahasiswa yang mengikuti student inbound seminggu berada di Solo untuk dapat lebih mengenal budaya Solo, sebagainya membuat wayang, membuat batik Seminggu kemudian di Bali, belajar melukis, menari dan sebagainya” katanya
Demikian halnya, kita dapat sharing untuk visiting professor.
Di bidang pengabdian masyarakat, UNWAR dapat memanfaatkan beberapa potensi wisata ataupun budaya yang menjadi ciri khas Bali dan bisa berkolaborasi dengan lebih dari dua perguruan tinggi.
Misal, Subak sebagai organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali yang berbeda dengan model di Jawa dan daerah lainnya. Model ini dapat dicoba untuk diaplikasikan di daerah lain. Kita cari apakah yang menjadi faktor pengungkit dan pendukungnya.
Publikasi dosen perlu giatkan untuk meningkatkan prosentase Lektor Kepala dan Guru Besar.
Seorang dosen yang banyak melakukan penelitian maka kualitas mengajarnya akan berbeda karena akan mengaitkan kondisi dalam teori dengan dunia nyata, memberikan contoh-contoh yang sesuai kondisi riil, temasuk keikinian data dan informasi yang diberikan.
Dengan penelitian diharapkan juga menghasilkan buku ajar.
Dr. Izza juga menjelaskan perlunya kesiapan perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan di industri 4.0.
“Kita harus mengaitkan kurikulum, capaian pembelajaran lulusan dengan industri 4.0. Kita juga harus menyadari dan mamou brradp ahwa kita itu berada diera dan siapa yang kita ajar” papar
Pembelajaran model koordinating, dosen memberikan ceramah dan mahaiswa mendengarkan sudah tidak pas untuk diterapkan di era 4.0.
Diera ini, mahasiswa sangat dimudahkan dalam pencarian materi pembelajaran yang diajarkan dosen bahka