Diskusi Kebangsaan Prodi EP Bahas Optimalisasi Batubara
Potensi sumber daya batubara Indonesia hanya tersebar di Sumatera dan Kalimantan, dengan cadangan sebesar 37 Milyar MT. Cadangan batubara negara kita lebih kecil dibandingkan dengan negara Amerika, Rusia, Australia, China dan India. Pertumbuhan produksi lebih besar daripada pertumbuhan konsumsi batubara di dalam negeri.
Pertambangan batubara akan dikendalikan pada produksi sekitar 600 juta ton per tahun dan masih dinilai sebagai sektor non migas yang cukup baik. Cadangan batubara dinilai mencukupi untuk kebutuhan jangka panjang dengan sisa cadangan sebesar 24,8 Milyar MT di tahun 2040
Pernyataan itu disampaikan Ir. Singgih Widagdo, M.Hum., Ketua Kebijakan Publik Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pada Seri Diskusi Kebangsaan 4 yang digelar Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret bertema Optimalisasi Batubara: Pengendalian Produksi Batu Bara, Kamis 1 April 2021.
Selanjutnya disampaikan, batubara sebagai satu-satunya mineral berunsur karbon yang dapat memberikan kunci untuk kepentingan ke depan. Batu bara merupakan sumberdaya yang besar dan merupakan pilihan alternatif yang ekonomis. Teknologi pengembangan batubara telah terbukti dan dapat diimplementasikan. Dalam hal ini, pemerintah atau BUMN seharusnya menjadi lokomotif hilirisasi batubara mengingat resiko bisnis yang cukup tinggi.
Hilirisasi mampu mempercepat peran batubara sebagai economic booster dibandingkan dengan peran batubara saat ini yang hanya sebatas revenue driver sekaligus memberikan dampak penyerapan tenaga kerja baru.
Pemerintah perlu untuk meningkatkan investasi dan memperkecil impor serta memperbesar pengembangan serta pemanfaatan batubara di dalam negeri.
Pengembangan tersebut diantaranya dengan peningkatan mutu batubara, briket batubara, batubara kokas, pencairan batubara, gasifikasi batubara termasuk underground coal gasification serta coal-slurry. Dan juga pemanfaatan batubara untuk PLTU Mulut Tambang. (Humas-FEB)