23 Jun 2023

Bumdes Perlu Kuasai Manajemen Bisnis 

Menurut Permendes-PDTT nomor 4 tahun 2015, Badan Usaha Milik Desa merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Agar BUMDes dapat berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan Desa, maka perlu disusun sistem manajemen yang baik.

Pernyataan itu disampaikan Dr. Dwi Prasetyani, SE, M.Si:, Plt. Wakil Dekan Riset dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menjadi salah satu narasumber pada  Workshop Pemberdayaan Desa dan Badan Usaha Milik Desa, Selasa 13 Juni 2023 yang diselenggarakan oleh Puslitdesbangda LPPM UNS.

Kepada 250 Bumdes di wilayah Klaten, Karanganyar, Boyolali dan Sukoharjo, Dr. Dwi menjelaskan perihal Manajemen dan Pemasaran Produk BUMDes.

Dikatakan, dalam pengelolaannya, BUMDes harus memiliki kemampuan dalam manajemen bisnis meliputi manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen distribusi dan manajemen SDM.

Manajemen keuangan dimulai dari penganggaran sampai pelaporan, Manajemen Pemasaran, untuk meningkatkan penjualan di pasar. Manajemen Produksi, inti dari jalannya bisnis yang  dimulai sejak bahan baku sampai barang jadi, Manajemen Distribusi sangat penting untuk kelancaran proses pemasaran dan Manajemen SDM , tidak ada sistem yang berhasil tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut Dr. Dwi, konsep pemasaran tergantung karakter produknya.

”Dalam hal pemasaran, kita harus mengetahui bagaimana model bisnis dari produknya. Misal desa wisata, kita bicara beberapa hal, tersedia atau tidak kulinernya, lalu kriya apa yang bisa kita create, gift apa yang bisa dibawa oleh mereka yang akan menikmati produk-produk, keterlibatan apa yang akan dinikmati oleh mereka yang akan menjadi target konsumen kita, ekosistemnya bagaimana dan lain sebagainya” paparnya.

Dikatakan, pada prinsipnya, apapun bisnis atau usaha yang kita pilih mestinya kita harus memiliki model bisnis dan roadmapnya, apa yang harus dilakukan  di tahun ini, apa yang harus dicapai di  2 tahun mendatang.

”Tidak hanya mengalir begitu saja, ada yang dituju, ada konsep bisnisnya. Hal ini bisa memperlihatkan bahwa ya saya punya performance karena ada indikator-indikator keberhasilan yang memang sudah diseting sejak awal. Coba studi banding ke bumdes-bumdes yang maju, mereka pasti punya roadmap”ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan, ada 3 strategi untuk membangun model bisnis, dengan inisiasi dan positioning,  development branding serta pembinaan dan monitoring.