19 Mar 2024

Angkat Tema Akselerasi Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jawa Tengah, BPU FEB Gelar FGD

Pesatnya perkembangan industri kreatif dan sektor pariwisata memiliki daya tarik tersendiri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia saat ini difokuskan pada 16 subsektor, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif yaitu kuliner, arsitektur, disain produk, disain interior, disain grafis, film, animasi dan video, musik, fesyen, seni pertunjukan, games dan aplikasi, kriya,radio dan televisi, seni rupa, periklanan, fotografi, serta penerbitan.

Melihat kondisi dan keunikan setiap daerah sangat memungkinkan mengembangkan sektor ekonomi industri kreatif dan pariwisata ini sebagai “ceruk pasar” yang potensial atau yang biasa di namakan dengan Niche Market Destination.

Fungsi dari ceruk pasar itu sendiri adalah untuk mengklasifikasikan sektor ekonomi dalam pembahasan ini adalah industri kreatif dan pariwisata. Sebagai contoh Kota Surakarta identik dengan kebudayaannya dan industri pembuatan batik, hal ini yang disebut ceruk pasar setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri untuk dijadikan potensi sumber ekonomi bagi daerah.

Dilatarbelakangi hal tersebut, Badan Pengelola  Usaha (BPU)  Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD) Business Gathering Bersama Regulator dan Industri,  Selasa, 21 Maret 2023, di Aula Gedung Soedarah Soepono FEB UNS.

FGD yang bertemakan “Akselerasi Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jawa Tengah menghadirkan tiga narasumber, Purwanto, SH., M.Par, PLT. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah,  Parmin Sastro Wijono, Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Prof. Agung Nur Probohudono, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA, Akademisi FEB UNS.

Purwanto, SH., M.Par dalam paparannya menyampaikan prioritas pembangunan daerah di Jawa Tengah pada tahun 2023 yakni melalui peningkatan eco socio tourism berbasis masyarakat dan lingkungan hidup melalui perbaikan sarana destinasi pariwisata, peningkatan promosi pariwisata, peningkatan aksesibilitas serta optimalisasi peran swasta dan masyarakat dalam industri pariwisata.

Dukungan program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah tersebut diantaranya dengan pembangunan  Jalan Tol Solo Jogja, Bawen Jogja, Bandara Ahmad Yani Dan Adi Sumarmo, peningkatan jalan dan transportasi trans Jateng, anjungan cerdas intermoda stasiun KA dan terminal.

Dalam hal atraksi dengan menggelar Sport Tourism Tour De Borobudur, Borobudur Marathon, World Wayang Way, Supermoon Festival, Music, Socio Cultural Events, Edutainment Tourism, pertunjukan di 20 desa wisata, dan sebagainya.

Pemerintah daerah juga telah mengkoordinasikan penataan kawasan, pengelolaan home stay, penataan area parkir dan pedagang (Pasar Kujon) serta pembangunan masjid agung.

Lebih lanjut Purwanto menjelaskan potensi ekonomi kreatif di Jawa Tengah. Untuk sub sektor unggulan ekonomi kreatif di Jawa Tengah yaitu : Fesyen (40,40%), Kuliner 30,01%, dan Kriya (15,00%). Sedangkan pertumbuhan tertinggi yaitu pada sub sektor Televisi dan Radio, Film, Animasi, dan Video, Seni Pertunjukan dan Desain Komunikasi Visual.

Sementara itu, Prof. Agung Nur Probohudono menyampaikan pembangunan sektor pariwisata sangat penting karena dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, serta dapat mendorong pemerintah daerah membangun dan memelihara infrastruktur sehingga kualitas hidup masyarakat setempat juga meningkat.

Jawa Tengah memiliki daya tarik wisata sebanyak 1.130 dengan rincian 418 wisata alam, 175 wisata budaya, 365 wisata buatan, 76 wisata minat khusus dan 96 daya tarik wisata lainnya.

“Diperlukan tata kelola yang baik agar seluruh obyek wisata di Jawa Tengah bisa berkembang dan sustain. Tata kelola yang baik meliputi 5 prinsip Good Corporate Governance yaitu adanya transparansi, keadilan, kemandirian, akuntabilitas dan pertanggung jawaban” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan peran perguruan tinggi penting dan  strategis dalam mengembangkan dan memajukan dunia pariwisata dan pertumbuhan ekonomi kreatif, khususnya dalam memberi kontribusi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia menjelaskan faktor-faktor kunci untuk kesuksesan industri pariwisata meliputi product, customer care, location, environment, realistic cost dan marketing strategic.

Di kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara FEB UNS dengan Lawu Park. Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Wakil Dekan Perencanaan Kerjasama Bisnis dan Informasi FEB UNS, Dr. Mugi Harsono, SE, MSi dan  Parmin Sastro Wijono dari Lawu Park.