Tim Pengabdian Masyarakat UNS Dampingi Pelaku Usaha Pengolahan Jagung di Kabupaten Boyolali
Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak., Dr. Rita Noviani, S.Si., M.Sc, Prof. Ir. Ubaidillah, S.T., M.Sc., Ph.D. dan juga sejumlah mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Boyolali.
Tim melakukan pendampingan kepada dua pelaku UMKM yang memiliki usaha olahan jagung di Kabupaten Boyolali yakni Snack Kupu dan Keripik Jagung Bu Parni yang dimulai sejak Mei 2024 dan saat ini masih dalam pendampingan.
Snack Kupu bergerak pada olahan marning dengan produk unggulannya adalah “Marning cornerz” dengan tagline” Marning Enak Gak Bikin Gigi Retak”.
Snack Kupu didirikan oleh oleh Ibu Siti Nurhasanah sejak tahun 2019 dengan dua varian rasa yaitu rasa gurih (original) dan pedas manis dan terus berinovasi dengan mengembangkan varian rasa dan kemasan yang modern. Saat ini “Marning Cornerz” memiliki lima varian rasa marning yaitu coklat, capucino, vanilla, lemon, dan strawberry.
Inovasi yang direncanakan oleh pelaku usaha saat ini adalah dengan melakukan variasi ukuran produk dalam bentuk sachet 20 gr agar harga terjangkau oleh masyarakat tingkat menengah ke bawah. Karena ketidaktersediaan alat pengemas sachet, inovasi yang direncanakan belum terealisasi.
Keripik Jagung Bu Parni di dirikan pada tahun 2019 dan hanya fokus pada produk olahan keripik jagung. Dibandingkan dengan Snack Kupu, keripik singkong Bu Parni tidak cukup modern dan masih konvensional mulai dari proses produksi, manajemen usaha dan keuangan, proses pengemasan, dan proses pemasaran.
Fokus utama pengabdian kepada dua pelaku usaha tersebut adalah meningkatkan pemasaran UMKM marning sebagai produk unggulan Kabupaten Boyolali dengan metode triple helix melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, pelaku usaha, serta pemerintah daerah Kabupaten Boyolali demi terwujudnya UMKM berkualitas, berdaya saing global, dan berkelanjutan.
Secara umum metode pelaksanaan kegiatan adalah melalui pengadaan teknologi, edukasi, pendampingan serta keterlibatan langsung dengan mitra.
Kegiatan perencanaan dimulai dari tahap identifikasi masalah, survei kondisi mitra, serta diskusi dan penandatanganan kerja sama dengan mitra untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan proposal kegiatan.