19 Sep 2024

Ratusan Peserta Ikuti BINS Goes to Campus: Research Workshop, Diseminasi Hasil Riset dan Promosi Program Pusat Riset Bank Indonesia Institute

Bank Indonesia Institute (BINS) bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Adakan BINS Goes to Campus: Research Workshop, Diseminasi Hasil Riset dan Promosi Program Pusat Riset Bank Indonesia Institute (PRBI).

Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis – Sabtu, 19 – 21 September 2024 di Convention Hall, UNS Inn dan diikuti oleh para akademisi, dosen dan mahasiswa juga para praktisi dan peneliti.

Kegiatan di hari ke-1, Kamis, 19 September 2024 sesi Lecture menghadirkan pembicara Prof. Irwan Tri Nugroho, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, Internasionalisasi, dan Informasi UNS dengan topik Arah Kebijakan Industrialisasi dan Hilirisasi yang Dapat Mendukung Pertumbuhan Indonesia yang Berkelanjutan.

Prof. Irwan menyampaikan bahwa dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 terdapat 21 komoditas yang menjadi prioritas hilirisasi di Indonesia.

Komoditas ini mencakup sektor-sektor pertambangan, pertanian, perkebunan dan seterusnya, contoh dari perkebunan adalah sawit.

Dikatakan, selama ini yang diekspor kebanyakan adalah Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Ini harus dihilirisasi, diolah menjadi minyak sawit yang sudah disuling, harganya lebih tinggi daripada mengekspor CPO.

“Begitulah konsepnya hilirisasi, tidak mengekspor barang yang mentah tapi mengekspor barang yang jadi” jelasnya.

Menurutnya, hilirirasi tidak bisa digebyah-uyah untuk semua jenis komoditas, jadi harus selektif berdasarkan analisis market dan juga cost benefit review-nya dan seharusnya tidak dipengaruhi atau didorong oleh faktor-faktor politik apalagi pencitraan.

Hilirisasi harus betul-betul clear,  berapa added value ketika berpindah dari raw material export ke dalam produk olahan, jika market analisis dan cost benefit review-nya tidak bagus, maka jangan dilakukan karena bisa jadi tidak akan mendapat nilai tambah.

Hilirisasi juga harus didukung oleh policy yang kuat dari negara. Contohnya adalah larangan mengekspor bijih nikel. Kebijakan bea keluar ekspor untuk biji kakao dibuat tarif progresif.

Terkait hilirasi ini, Prof. Irwan memberikan rekomendasi yakni adanya renewable energi dalam proses hilirasi;  memberdayakan masyarakat lokal, banyak melibatkan masyarakat, berdiskusi dengan mereka serta memperkuat pengawasan dan penegakkan hukum.

Lebih lanjut dijelaskan, dampak positif hilirisasi selama periode Januari-November 2023, ekspor produk nikel Indonesia mencetak rekor tertinggi sebesar USD 4,5 miliar seiring gencarnya kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah.

Usai sesi lecture, dilanjutkan sesi Research Dissemination oleh Dr. Danny Hermawan dari BINS dengan topik Climate Change Implications on the Growth at Risk Framework: Some Evidence from Indonesia dan diakhiri dengan podcast oleh Prof. Noer Azam Achsani dari IPB  dengan topik Peran Generasi Z dalam Pembangunan Ekonomi pada Era Digital.

Hari ke-2, Jum’at, 20 September 2024 sesi Lecture oleh  Prof. Iwan Jaya Azis dari Research Scholar Bank Indonesia – Cornell University dengan topik Perkembangan dan Pembangunan Produktivitas Regional di Indonesia serta Prof. Hermanto Siregar dari Perbanas Institute dengan topik topik Kesiapan dan Tantangan Human Resource Indonesia untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan pada Era Digital.

Selanjutnya Research Workshop (conducted in english) pembicara Prof. Paresh Narayan dari Monash University, Australia dengan topik Publication-Worthy Manuscript. Promosi Jurnal dan Program PRBI oleh Bank Indonesia Institute.

Di hari 3,  Sabtu, 21 September 2024 sesi Lecture dengan topik Metode Kuantitatif untuk Penelitian oleh Prof. M. Firdaus, IPB University,

Selain rangkaian kegiatan di atas, BINS juga menyelenggarakan Research Clinic secara paralel yang merupakan kegiatan konsultasi riset/penelitian oleh para peneliti internal dan eksternal Bank Indonesia untuk mahasiswa S1 dan S2.