07 Jul 2020

PPM dan PDIE Gelar Sarasehan Daring Membangun Kebaruan Model Disertasi Manajemen

Mahasiswa yang menempuh studi pada program doktor harus mampu menunjukkan kepakarannya, memiliki kedalaman pengetahuan, kemampuan analisa, dan pengakuan kepakaran. Mahasiswa diharapkan mampu menyumbangkan konsep-konsep baru dan memperkaya teori. Teori jadi rujukan karena ada kesimpulan-kesimpulan solusi mendasar yang dijustifikasi dengan pikiran-pikiran argumentatif dan diterima secara luas dan seringkali teori ini menurunkan sebuah konsep yaitu pernyataan yang sudah teruji.

Hal itu disampaikan Dr. Ahmad Ikhwan Setiawan, SE, MT, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) di Sarasehan Daring bertema Membangun Kebaruan Model Disertasi Manajemen, Senin, 6/7/2020.

Selanjutnya dikatakan, mahasiswa S3 bergerak dilevel teori dan konsep dituntut untuk melakukan kebaruan. Alasan pertama adalah seringkali ada kesenjangan antara realitas bisnis, baik mikro maupun makro dengan perkembangan teori .

“Tugas mahasiswa adalah menjelaskan kesenjangan realitas bisnis dengan teori. Sebagai contoh, sebelumnya jika bicara marketing mix, maka biasanya ada product , price, promotion, dan place. Namun sekarang sudah terjadi transformasi, masih pentingkah tempat? toh kita bisa jualan dimana-mana bahkan kadangkala pelaku bisnis tidak punya tempat riil, tempatnya adalah dunia maya” papar dosen yang saat ini mengelola Pusat Pengembangan Manajemen (PPM) FEB UNS.

Alasan berikutnya adalah karena terjadinya perubahan penilaian bahwa keunggulan bersaing yang biasanya ditentukan oleh kemampuan pelaku bisnis untuk memiliki tempat strategis, tempat di pinggir jalan dan gudang yang luas, namun saat ini bergeser, ditentukan oleh kemampuan pelaku bisnis dalam menjalin jejaring digital, e-networking.

Dulu dikenal pola perilaku pembelian berdasarkan konsep customer, AIDA, Attention (Perhatian), Interest (Minat), dan Desire (Keinginan), dan Action (Aksi), namun saat ini bergeser berdasarkan konsep customer path 5A, aware, appeal, ask, act dan advocate.

Kebaruan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa harus memiliki 3 unsur yakni ada unsur solutifnya, berkontribusi memecahkan masalah. Jika hanya bergerak dilevel abstrak, maka tidak memberikan kemanfaatan. Selanjutnya adalah orisinal penelitian yang dilakukan, pengembangan kotemplasi teoritis dan empirris peneliti sendiri dan memiliki pandangan berbeda dari peneliti sebelumnya atau unik, baik metode ataupun solusi.

Terakhir disampaikan tentang tahapan membuat variabel baru, diawali dengan mengindentifikasi gap research dan phenomena gap lalu mengidentifikasi penyebab dan solusi masalah, menentukan nama variabel yang unik dan menarik, memayungi konsep baru dengan sintesa , mendeskripsikan lebih menarik dengan mengidentiikasi anteseden dan konsekuen, dan membangun model riset.

Selain Dr. Akhmad Ikhwan, kegiatan ini juga menghadirkan lima pembicara alumni PDIE lain, yakni Dr. Fitri Wulandari, SE, M.Si, Dr.Titik Kusmantini, M.Si, CRP, Dr. Kholid Arif Rozaq, MM, Dr. Sri Rahayu, MM dan Dr. Septiana Novita Dewi, M.Si, MM.

Dalam sambutannya, Prof. Dr, Rahmawati, M.Si, Ak. Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi FEB UNS menyampaikan terima kasih kepada PPM yang telah berkolaborasi dengan PDIE untuk sharing ilmu di Sarasehan Daring.

PDIE FEB UNS memiliki tiga peminatan yakni Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan. Webinar ini akan dilakukan berseri, tahap awal Minat Manajemen, selanjutnya Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan.

Webinar ini sekaligus sebagai sosialisasi bagi calon mahasiswa yang akan mendaftar di PDIE yang saat ini masih membuka proses pendaftaran. Peserta sarasehan dapat belajar dari alumni PDIE bagaimana membuat kebaruan atau novelty sebuah disertasi. (Humas).

Editor: Drs. BRM. Bambang Irawan,  M.Si.