Mahasiswa dan Dosen dari Perguruan Tinggi Di Indonesia Ikuti Pelatihan STATA dan IFLS yang Digelar FEB UNS
Lebih dari 100 orang mahasiswa dan dosen dari perguruan tinggi di Indonesia mengikuti pelatihan Stata dan IFLS yang digelar oleh Tim Internasionalisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS), Rabu 4 Desember 2019 di Swiss Bellin, Solo.
Kegiatan yang dibuka oleh Dr. Izza Mafruhah, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik FEB UNS, menghadirkan dua narasumber , Wahyoe Soedarmono,Ph.D dari Universitas Sampoerna Jakarta dan Yohanes Sondang Kunto, Ph.D. dari Universitas Kristen Petra Surabaya.
Di awal presentasinya, Wahyoe mengatakan bahwa paper yang diterima bukan karena paper itu sempurna, tetapi paper yang tidak terlalu salah. Argumen dibangun melalui analisis data yang solid.
Di kesempatan itu juga, Wahyoe berbagi pengalaman, bagaimana sebuah riset dilihat dari perspektif sebagai reviewer maupun sebagai author.
Biasanya, reviewer dijurnal itu simpel, akan meriview paper mendekati deadline, 1 hari sebelumnya dan cukup baca abstraknya.
“Jika dua paragraf pertama sudah kuat
berarti penulisnya serius. Jika 2 paragaraf pertama tidak jelas , saya akan langsung reject” jelasnya.
Reviewer akan melihat tabelnya indah atau tidak , jelas atau tidak, apakah tabel terkait dengan abstrak atau tidak. Setelah clear, lalu membaca lebih dalam.
Sebuah paper yang bagus adalah paper yang hasil tabelnya jelas, bisa dibaca oleh pembaca secara otomatis tanpa harus dijelaskan oleh penulisnya.Dan perhatikan pula storyline juga harus bagus.
Dari perspektif peneliti, Wahyoe menyarankan agar dapat meminimalisir ruang untuk reviewer mereject paper kita.
“Jika seorang peneliti, membuat paper, running datanya memakai EViews lalu outputnya dikopas ke jurnal, tentu akan langsung direject oleh reviewer” papar peneliti yang dalam sepuluh tahun terakhir telah mempublikasikan 16 artikel di jurnal berputasi dengan menggunakan software STATA.
Lebih lanjut, Wahyoe menjelaskan bagaimana menggunakan software STATA dalam mengolah data penelitian.
Sementara itu, Yohanes Sondang Kunto, Ph.D. menjelaskan tentang Indonesian Family Life Surveys (IFLS) . IFLS, Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia, merupakan survei rumah tangga panel yang telah dilaksanakan beberapa tahun putaran.
Tidak semua provinsi terkover dalam IFLS, hanya sebagian saja yang berada di Indonesia wilayah Timur.
Paper yang menggunakan data IFLS telah tersebar di berbagai jurnal internasional. Namun di Indonesia, data IFLS ini belum banyak digunakan, baik oleh mahasiswa, akademisi, maupun pembuat kebijakan.
Yohanes mengajak peserta pelatihan untuk dapat memanfaatkan data IFLS karena data itu sangat kaya sehingga dapat dieksplorasi untuk menganalisis fenomena masyarakat di Indonesia, terutama pengambilan kebijakan untuk provinsi-provinsi yang terkover IFLS.
Dihari berikutnya, Kamis 5/12/2019 peserta akan langsung mempraktekkan pengolahan data IFLS dengan menggunakan software STATA.