09 Dec 2019

Pembentukan Kelas Internasional, Perlu Komitmen Bersama

Menginisiasi hingga melaksanakan kelas internasional merupakan pekerjaan besar yang memerlukan komitmen bersama, keikhlasan, saling mendukung banyak pihak, dosen, program studi (prodi), fakultas hingga universitas.

Pernyataan itu disampaikan Prof. Anis Chariri, SE,M.Com, Ph.D.,Ak. pada Workshop Inisiasi Kelas Internasional yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) , Senin, 9 Desember 2019.

Prof. Chariri berbagi pengalamannya kepada peserta workshop yang seluruhnya dosen FEB UNS , bagaimana  menginisiasi dan mengelola kelas internasional di Universitas Diponegoro (UNDIP).

Kelas internasional, selain mendorong income generating, berkontribusi pada pencapaian  world class university dan juga memotivasi secara umum bagi program- program lainnya.

Banyak hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari menentukan kriteria dosen pengampu, program pendukung, hingga aspek kelembagaan.

Dikatakannya, dosen pengampu di kelas internasional harus memiliki kriteria khusus, tak hanya lancar berbahasa Inggris, namun perlu juga memiliki kedisiplinan yang tinggi dan memahami perbedaan budaya. Misal, mampu memahami cara berpakaian mahasiswa asing.

Kelas internasional harus berbeda dari program reguler, bukan hanya bahasanya saja, namun lebih dari itu.

Beberapa program pendukung diantaranya
leadership and cross cultural training camp, Exchange programs Internasional Student/Culture Week serta sertifikasi profesional.

Sementara itu, dari aspek kelembagaan, perlu didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Adanya international office tingkat fakultas, staf administrasi yang lancar berbahasa Inggris, web khusus, dokumen berbahasa Inggris serta kerja sama dengan universitas mitra.

Mahasiswa kelas internasional berkesempatan pula untuk menempuh  Program Double Degree, Credit Transfer System atau Summer Course.

Dalam diskusi itu, Prof. Chariri menyampaikan bahwa persiapan yang paling sulit dari seluruh persiapan yang ada adalah saat melakukan pemetaan kurikulum dengan universitas partner.

“Untuk hal ini, memakan waktu sekitar 6 bulan karena pola kurikulum yang sangat jauh berbeda. Jumlah matakuliah kita dalam satu semesternya jauh lebih banyak dengan mereka yang hanya 4 matakuliah dalam satu semesternya ” paparnya.

Di siang harinya, dalam tema yang sama, kegiatan workshop ini dilanjutkan dengan  audien yang berbeda, yakni dengan para Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kepala Program Studi di lingkungan UNS.