26 Apr 2021

Menparekraf Dorong Generasi Milenial Menjadi Wirausahawan

Saat ini ada sekitar 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata  dan ekonomi kreatif. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak kaum milenial untuk mulai merintis usaha, menjadi wirausahawan, mengambil peluang untuk menciptakan lapangan kerja.

Indonesia butuh entrepreneur-entrepreneur agar sektor ini semakin cepat pulih dan berkembang karena ujung tombak penciptaan lapangan kerja adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. 97% lapangan kerja diciptakan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Start Up dan  perusahaan rintisan.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiago Salahuddin Uno saat menjadi Keynote Speaker pada Webinar International Business Model Canvas Competition yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret, Senin 26 April 2021.

Pada masa pandemi,  hampir semua subsektor ekonomi kreatif mengalami penurunan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ada 2 subsektor yang memiliki laju positif terhadap pertumbuhan PDB, yakni aplikasi dan game developer serta pertelevisian dan radio yang semakin meningkat. Termasuk juga  eSports, industrinya total sudah lebih dari Rp 16 triliun per hari ini. Dua subsektor ini bertumpu pada teknologi dan digitalisasi pada pengaplikasiannya dan menyasar pada konsumen  yang melek teknologi.

“Biasanya fesyen, kuliner dan kriya merupakan subsektor ekonomi kreatif yang berkontribusi terbesar pada kontribusi PDB. Namun saat ini justru mengalami penurunan yang signifikan yakni 2,8 % untuk fesyen, 3,3% untuk kriya dan 3,89% untuk kuliner” ungkapnya.

Menparekraf, Sandiago Salahuddin Uno saat menjadi Keynote Speaker

Hal ini dikarenakan subsektor ini belum secara optimal beradaptasi pada digitalisasi. Ecommerce dan platform lainnya yang mendukung dan memudahkan pelaku UMKM untuk mengubah bisnisnya belum secara maksimal diaplikasikan oleh para pelaku bisnis fesyen, kuliner maupun juga kriya. Meskipun  sudah ada yang memulai tapi masih terbatas dan perlu ditingkatkan.

Menurutnya, tantangan ekonomi kreatif di tahun 2021 adalah bagaimana mengubah UMKM yang konvensional menjadi bisnis yang berbasis digital. Hal ini karena terjadi perubahan perilaku konsumen di seluruh dunia yang mengedepankan pada kesehatan, higienitas, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Bisnis digital sangat perlu dikembangkan, bisnis yang berdasarkan teknologi dan big data, cloud computing, artificial intelligence dan internet of everything. Hal ini menjadikan pelaku ekonomi kreatif semakin efisien,semakin efektif  dalam menentukan kebijakan yang secara cepat, real time dan akurat karena basisnya data yang semakin hari semakin smart.

Dihadapan lebih dari 1000 peserta webinar yang bertema Finding Success as Creative Millenial Entrepreneurs in The Digital Economy Era, Sandiago menyampaikan, Indonesia saat ini memiliki penduduk usia muda sebanyak 170,9 juta yang milenial dan generasi Z, di tahun 2030 menjadi 187,6 juta. Bonus demografi ini merupakan peluang namun sekaligus tantangan, jika kita tidak memberikan entrepreneurship, edukasi dan leadership, mereka malah menjadi beban.

Tantangan tersebut harus diatasi dengan peningkatan SDM.  SDM ekonomi kreatif harus terbentuk dengan mindset milenial yang entrepreneur, inovatif, proaktif dan berani mengambil resiko. Aspek inovasi, adaptasi dan juga kolaborasi dengan berbagai stakeholder harus kita dorong.

“Saya berharap kegiatan International Business Model Canvas Competition ini  dapat memunculkan bisnis baru dan ide-ide baru dari para milenial sehingga ekonomi Indonesia dapat  semakin meningkat, tumbuh berkembang berbasis start up dalam bingkai digital di berbagai sektor” pungkasnya.

Acara yang dibuka oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. dan Dekan FEB UNS, Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com, (Hons). Ph,D.,Ak, menghadirkan empat narasumber, Utari Octavianty, Co-Founder and General Director Aruna, Keke Genio, Co-Founder and CMO of Lokapoin Content Creator at Youtube, Meidy Fitranto, Co-Founder and CEO Nodeflux serta Agung Nur Probohudono, SE, M.Si. Ph,D, AK, CA, CFrA, Kepala Program Studi Akuntansi FEB UNS. (Humas FEB)