FEB UNS Undang Pakar, Bahas Pendirian Prodi Fintech
Sangat sedikitnya universitas di Indonesia yang menawarkan program keuangan dan perbankan serta tidak adanya program khusus tentang financial technology atau keuangan digital di Indonesia menjadi hal yang menginisiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) untuk bersegera merealisasikan Pendirian Program Studi S1 Keuangan, Perbankan dan Teknologi Keuangan.
Selain itu, lebih dari 50% profesional keuangan di Indonesia lulus dari universitas di luar negeri serta kurikulum program yang ada tidak benar-benar sejalan dengan kebutuhan industri dan regulator.
Hal itu diungkapkan Irwan Trinugroho, Ph.D di Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di UNS Inn, Rabu 20 November 2019.
Dalam FGD tersebut, tak hanya mengundang akademisi, namun juga regulator, dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjaminan Simpanan, serta dari industri perbankan, fintech dan e-commerce.
Irwan memandang, UNS layak untuk mendirikan program ini karena UNS telah dikenal secara nasional dan internasional karena kualitas penelitiannya di bidang perbankan dan keuangan serta memiliki jaringan internasional yang kuat dengan universitas-universitas internasional terkemuka.
UNS juga menjadi koordinator Program Capacity Building Erasmus+ dengan tema “OPTimizing Research and Doctoral Programme in Banking and Finance in Indonesian universities” (OPTBANK) dengan pendanaan dari European Commission.
FGD yang dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof. Ahmad Yunus, menerima masukan dari para peserta, fokusnya pada desain kurikulum dan sebelumnya telah disusun oleh Tim yang diketuai oleh Irwan.
“Ini adalah FGD yang kedua. Harapan kami sudah mulai mengerucut dan bahasan Kurikulum Program Studi S1 Keuangan, Perbankan dan Teknologi Keuangan dapat terselesaikan di FGD ini sehingga bisa diajukan di Desember tahun ini” papar Irwan, Ph.D.
Masukan dari peserta FGD akan menjadi bahan pertimbangan bagi tim untuk lebih menyempurnakan desain kurikulum .