06 May 2020

Dosen FEB UNS Bangkitkan Kampung Maronggelo

Dua Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS), Bambang Sarosa dan Heru Agustanto di Februari 2020 lalu, melakukan serangkaian kegiatan di Kampung Maronggelo, Desa Wolomeze, Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua dosen Program Studi Manajemen FEB UNS tersebut membantu mendukung kemajuan SMK Pertanian Terpadu Santo Bertelomeus Maronggelo di bidang sumber daya manusia , sarana dan prasarana pendidikan serta bantuan lainnya. SMK tersebut berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Cahaya Warukia (SANDICAKIA).

Pendirian SMK Pertanian Terpadu Santo Bertelomeus Maronggelo, beberapa tahun lalu telah digagas kedua dosen FEB UNS tersebut bersama dengan tokoh agama dari Desa Maronggelo, Romo Berto, Pastor yang juga Doktor di bidang Sosiologi Agama dan bersama beberapa tokoh masyarakat lain.

Rapat dengan guru dan pengurus yayasan pendidikan membahas kurikulum SMK

Sekolah itu saat ini sudah masuk tahun kedua dan untuk sementara masih menempati sekolah lain desa setempat.

Rencananya momen 2 Mei 2020 akan dilakukan peletakan batu pertama untuk mulai pembangunan gedung. Targetnya selesai 5 tahun dengan 6 ruang kelas, aula, ruang guru, dan ruang penjaga sekolah.

Menurut Heru Agustanto, gagasan pendirian SMK Pertanian Terpadu Santo Bertelomeus Maronggelo agak berbeda dengan ide pendirian sekolah-sekolah lain pada umumnya, yakni sekolah pertanian dan peternakan terpadu yang berorientasi pada kearifan lokal dengan pengembangan dan budidaya tanaman lokal.

Nantinya diharapkan bisa menjadi contoh sekolah mandiri berbasis kearifan lokal, dimana sebagian dari biaya sekolah dan proses belajar mengajar didanai dari hasil pertanian dan peternakan yang dikelola oleh siswa dan guru di lahan seluas sekitar 10 hektar yang diserahkan oleh desa Maronggela sebagai lahan untuk praktek sekolah tersebut.

“Itulah yang mendorong kami berdua untuk lebih punya perhatian dan melibatkan diri ikut mendorong memajukan sekolah tersebut” jelasnya.

Selanjutnya dikatakan bahwa sebenarnya keduanya mulai masuk di Maronggelo sejak Desember 2017. Berbagai program yang telah dilakukan diantaranya membentuk koperasi pendidikan, koperasi petani, membuat latihan pupuk bokashi, dan juga memberikan pelatihan kerajinan bambu bagi masyarakat setempat.

Untuk mensukseskan serangkaian program tersebut, selama tiga periode Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNS, keduanya mengajak mahasiswa ke Maronggelo untuk melanjutkan-programnya programnya.

“Kami dan beberapa mahasiswa yang pernah KKN di sana, sampai sekarang terus berusaha melanjutkan mimpi-mimpi bersama masyarakat setempat” jelas dosen yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana FEB UNS.

Meninjau lahan pendirian SMK Pertanian Terpadu Santo Bertelomeus

Bambang Sarosa dan Heru Agustanto saat ini juga sedang merancang program pertanian kedele di wilayah Riung Barat. Program ini akan bekerja sama dengan pemerintahan kecamatan dan desa.

Dengan kesibukannya sebagai tenaga pengajar dan peneliti, aktifitas mulia kedua dosen FEB, membangun dan membangkitkan Kampung Maronggelo semoga menginspirasi tenaga pendidik lainnya untuk meringkankan langkah mengabdi bagi masyarakat yang lebih luas. (Humas)

Editor: Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si.