
Grup Riset Kelembagaan dan SDM UNS Dorong UMKM Djasmine Bordir Kudus Naik Kelas, Bersaing di Pasar Nasional dan Global
Grup Riset Kelembagaan dan SDM melalui Hibah Program Kemitraan Masyarakat Universitas Sebelas Maret (PKM-UNS) Surakarta melakukan pengabdian masyarakat pada UMKM Djasmine Bordir di Kabupaten Kudus.
Pengabdian ini dipimpin oleh Dr. Dwi Prasetyani, S.E., M.Si., CRA., CRP. Bersama anggota tim yaitu Dr. Setianingtyas Honggowati, M.M., Ak., Dr. Sri Hartoko, MBA., Ak., CACP., dan Sri Murni, S.E., M.Si., Ak.
Salah satu progam pengabdian mereka adalah workshop bertajuk “Pemberdayaan UMKM Djasmine Bordir: Peningkatan Kapasitas Produksi dan Pemasaran Digital untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Kreatif Lokal” pada Sabtu (26/4/2025).
Tim ini juga diperkuat Prof. Dr. Dra. Hj. Endang Dwi Amperawati, M.M., Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak., CA., dan Dr. Sri Mulyani, M.Si, Ak. sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut.
Ketua tim Dr. Dwi Prasetyani menjelaskan, UMKM Djasmine Bordir masih menghadapi berbagai kendala.
Terutama dalam hal kualitas dan kuantitas produksi, serta pemasaran yang masih bersifat konvensional.
“Permasalahan utama yang dihadapi UMKM ini adalah keterbatasan alat dan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi, serta pemasaran yang masih terbatas pada pasar lokal,” jelas Dr. Dwi, Rabu (7/5/2025).
Untuk mengatasi masalah tersebut, Grup Riset Kelembagaan dan SDM menawarkan sejumlah solusi. Di aspek teknologi, mereka memberikan mesin bordir komputer untuk menggantikan proses manual.
Perajin juga dilatih menggunakan mesin tersebut agar lebih cepat, efisien, dan menghasilkan desain yang presisi.
“Dengan mesin bordir komputer, pengrajin bisa menghasilkan desain yang lebih kompleks dan akurat. Ini akan sangat membantu meningkatkan kapasitas produksi,” kata Dr. Dwi.
Dari sisi produksi, upaya peningkatan kualitas dilakukan melalui standarisasi proses, dari pemilihan bahan hingga tahap finishing.
Inovasi juga dilakukan lewat pelatihan desain dan diversifikasi produk, seperti aksesori rumah tangga dan produk fashion lainnya.
Pada aspek pemasaran, tim memberikan pelatihan pemasaran digital, termasuk cara membuat konten menarik di media sosial serta berjualan melalui e-commerce dan sosial media.
Tim juga mendampingi pembuatan toko online agar produk bordir Kudus bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
“Pelatihan ini tidak hanya soal teknis digital, tapi juga bagaimana pelaku UMKM memahami strategi pemasaran yang tepat sasaran,” imbuhnya.
Dari aspek keuangan, UMKM ini dikenalkan dengan aplikasi Lamikro untuk mencatat arus keuangan secara digital.
Para pelaku usaha pun mendapatkan pelatihan penggunaan aplikasi tersebut.
“Selama ini pencatatan keuangan masih dilakukan secara manual, sehingga rawan kesalahan. Aplikasi Lamikro membantu mereka mencatat pemasukan dan pengeluaran secara sistematis dan akurat,” kata dia.
Melalui pelatihan ini, tim Grup Riset Kelembagaan dan SDM berharap UMKM Djasmine Bordir mampu naik kelas dan bersaing di pasar nasional maupun global.