Proyek Kemanusiaan Latih Mahasiswa Memiliki Kepekaan Sosial
Proyek Kemanusiaan menjadi salah satu bagian dalam program kampus merdeka. Mahasiswa dengan jiwa muda, kompetensi ilmu, dan minatnya dapat menjadi “foot soldiers” dalam proyek-proyek kemanusiaan dan pembangunan lainnya baik di Indonesia maupun di luar negeri. Proyek ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika. Juga melatih mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan menyelami permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.
Hal itu disampaikan Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo, Tim Sosialisasi Dosen Penggerak MBKM Dikti saat menjadi narasumber pada Technical Assistance Program Kampus Merdeka-Proyek Kemanusiaan yang diselenggarakan Program Studi (Prodi) S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Kamis 12 Agustus 2021.
Selanjutnya dikatakan, untuk mekanismenya, prodi atau fakultas membuat kesepakatan dengan mitra dalam bentuk dokumen kerja sama (MoU/SPK), baik dalam negeri seperti dengan Pemda, PMI, BPBD, BNPB, kelurahan kecamatan, organisasi keagamanan dan lain-lain maupun dengan lembaga luar negeri yakni UNESCO, UNICEF, WHO, UNOCHA, UNHCR dan sebagainya .
Agar program berjalan dengan baik, diperlukan duta kampus merdeka yaitu dosen dari masing-masing prodi yang memiliki tugas memberikan pendampingan, pengawasan, penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan proyek kemanusiaan yang dilakukan mahasiswa. Dosen bersama lembaga mitra menyusun form logbook.
Ditahap berikutnya, prodi perlu membuat pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui proyek kemanusiaan. Perlu dibentuk gugus tugas yang kuat agar semua berjalan dengan baik dan juga melakukan evaluasi akhir serta penyetaraan kegiatan proyek kemanusiaan mahasiswa menjadi mata kuliah yang relevan.
“Dosen dapat membantu mengidentifikasi kegiatan, mencarikan mitranya sampai evaluasi akhir, menyetarakan kegiatan menjadi matakuliah yang relevan SKSnya dan mendorong program ini berkesinambungan” ungkapnya.
Semua kegiatan harus dilaporkan prodi ke fakultas, lalu fakultas ke gugus tugas MBKM Universitas. Dan dari universitas melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
Untuk penyetaraan kurikulum dalam proyek kemanusiaan ada beberapa tipe, ada free form, dirumuskan dalam bentuk hard skill, merumuskan penyelesaian permasalahan sesuai capaian pembelajaran lulusan, merumuskan penyesaian teknisnya, dan kemampuan untuk sintesa. Sedangkan softskillnya, kemampuan berkomunikasi, kerjasama, kepemimpinan, kerja keras dan kreatiftitasnya. Penyetaraan bisa juga membuat stucture form, distrukturkan sesuai dengan kurikulum yang ditempuh mahasiswa. SKS dinyatakan dalam bentuk kesetaraan matakuliah yang disetarakan. Sebetulnya yang paling mudah adalah penggabungan antara free form dan structure form.
Mahasiswa dapat mengambil data pada saat mengikuti proyek kemanusiaan untuk dijadikan skripsi, misalnya membuat suatu rancangan anggaran dan biaya dalam rangka perolehan kemanusiaan, pengelolaan logistik, networking dengan mitra-mitranya dan lain sebagainya.
Di kegiatan yang sebagian besar pesertanya adalah dosen, Dr. Wisnu juga menjelaskan tentang skema hibah riset keilmuan meliputi hibah riset mandiri dosen, hibah riset kewirausahaan, hibah riset desa dan hibah kegiatan kemanusiaan.
Hibah kegiatan kemanusiaan bertujuan untuk menghasilkan rancangan atau model terkait penanganan kegiatan kemanusiaan yang bermanfaat dalam penanganan masalah kebencanaan, menghasilkan iptek, peralatan atau kebijakan yang berguna sesuai dengan jenis kebencanaan dan keahlian dosen masing-masing, menggabungkan kegiatan riset dengan program pembelajaran dalam kegiatan kemanusiaan dan mendesiminasikan hasil-hasil kegiatan riset kemanusiaan.
Fokus riset keilmuan untuk kegiatan kemanusiaan diantaranya: riset keilmuan penanggulangan Covid 19, riset keilmuan teknologi dan manajemen bencana geologi, riset keilmuan teknologi dan manajemen bencana hidrometereologi, riset keilmuan teknologi dan manajemen bencana kebakaran lahan/hutan, riset keilmuan teknologi dan manajemen lingkungan, serta riset keilmuan kebijakan atau tatakelola terkait dengan manajemen penanggulangan bencana. (Humas FEB)