27 Sep 2019

Prodi MM FEB UNS Rintis Kurikulum Internasional

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. Bandi memberikan apresiasi kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS yang telah menginspirasi prodi-prodi lainnya di UNS dalam program-program internasionalisasi.

Program Magister Manajemen FEB UNS telah terakreditasi ABEST21, FEB telah menjadi anggota AACSB,Prodi S1 Akuntansi telah menjadi member internasional AAPBS dan EFMD-EPAS, serta Prodi Ekonomi Pembangunan dan Manajemen FEB juga telah tersertifikasi AUN QA, sebuah lembaga yang diakui Dikti sebagai lembaga akreditasi internasional.

FEB UNS juga telah mengembangkan kemitraan dengan universitas dan institusi luar negeri terkemuka seperti Purdue University, University of Limoges, University of Twente , University of Portsmouth, Science Po Toulouse, dan Curtin University Australia.

“Saat ini arusnya sedang world class university, dan FEB sudah memulainya dengan beberapa kerjasama internasional dan pemerolehan sertifikasi internasional. Bahkan salah satu dosen FEB, Irwan Trinugroho telah menjadi asesor di AUN QA. Prestasi ini menjadi kebanggaan UNS. Jika ada tambahan anggaran terkait program internasionalisasi, Rektor akan memperhatikan penuh dan saya akan mendukung realisasi anggarannya” jelas Dr. Bandi saat memberikan sambutan di acara Workshop Pengembangan Kurikulum, 18 September 2019 di UNS Inn.

Retno Tanding Suryandari, Kepala Prodi MM FEB dalam paparan presentasinya menjelaskan terkait dengan pengembangan kurikulum internasional.

Salah satu yang menjadi target Key Performance Indikator (KPI) UNS adalah kita bisa menyelengarakan program internasionalisasi, diantaranya adalah keterlibatan dosen dalam kegiatan internasional, baik kolaborasi riset, konferensi internasional, dan mobilitas dosen.

“Yang tidak kalah penting , pengembangan jumlah mahasiswa asing, saat ini MM memiliki satu mahasiswa asing yang masih aktif di semester tiga, dan ada yang satu mahasiswa sudah lulus. MM juga pernah menerima student exchange dari Malaysia dan Turki” katanya.

Kedepannya MM perlu memikirkan program- program yang bisa dikembangkan untuk menarik minat mahasiswa asing untuk studi ke MM, contohnya student exchange, kredit transfer, double degree dan full degree.

Lebih lanjut dijelaskan, beberapa tantangan terkait pengembangan kurikulum internasional diantaranya adalah kebersediaan dosen pengampu matakuliah mengajar dengan bahasa Inggris, biaya yang harus ditanggung peserta didik baik mahasiswa dari dalam atau luar belum dilakukan penghitungannya secara riil serta promosi ke kelompok sasaran belum fokus dan belum sistematis.

Disisi lain, ada peluang, kita sudah memiliki akreditasi internasional, Abest21, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan menjadi daya tarik sekaligus promosi ke target market, banyak MOU aktif dengan universitas partner yang untuk menunggu ditindaklanjuti baik di Eropa maupun di Asia pada umumnya, peluang kerja sama untuk meningkatkan kapasitas dosen pengampu matakuliah dalam bahasa Inggris tersedia karena kita menerima tawaran dari kedutaan besar Amerika Serikat.

Banyak program singkat non kredit yang dicari oleh universitas dari luar negeri terutama dari Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Salah satu program mereka adalah mengirim mereka ke negara di luar asal meraka.

Diakhir acara yang diikuti oleh pengampu matakuliah Prodi MM, Retno, Ph.D berharap dapat merangkum seluruh masukan dari peserta untuk pengembangan kurikulum internasional Prodi MM.