06 Sep 2020

Grup Riset Green Economics and Sustainable Development Adakan Pelatihan Seri Pertama

Grup Riset Green Economics and Sustainable Development  Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UNS) menggelar pelatihan  bertema Analisis  Stakeholder dengan menggunakan MACTOR (Matrix of Alliances and Conflicts: Tactics, objectives and Recommendations), Selasa 1 September 2020.

Grup Riset yang telah menghasilkan banyak produk penelitian dan pengabdian masyarakat tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Mugi Rahardjo, M.Si dan beranggotakan Dr. Izza Mafruhah, M.Si, Dr. Suryanto, M.Si, Dr, Evi Gravitiani, M.Si., Dra. Nunung Sri Mulyani, M.Si, Drs. Kresno Sarosa P, M.Si, Drs. Supriyono, M.Si, Drs. Wahyu Agung Setyo, M.Si, Nurul Istiqomah, SE, M.Si. dan Dewi Ismoyowati, SE.,M.Ec. Dev.

Di pelatihan seri pertama yang digelar secara daring, Dr. Izza Mafruhah, SE, M.Si., menjadi narasumber  tunggal. Tidak hanya dari Jawa, peserta berasal dari berbagai provinsi, diantaranya Aceh, Padang, Jambi, Bali dan Lombok. Sebagian besar adalah dosen dan mahasiswa  dari  berbagai universitas. Ada juga dari pemerintah daerah, Litbang di  daerah Ngawi, Wonogiri, Pacitan , dan juga dari Badan Pusat Statistik.

Dr. Izza Mafruhah, SE, M.Si, Pakar Ekonomi FEB UNS

Di awal paparannya, Dr. Izza menjelaskan bahwa MACTOR adalah alat analisis penggabungan antara kualitatif dan kuantitatif artinya kualitatif yang dikuantitatifkan. Dasarnya adalah bagaimana kita memberikan penilaian atau persepsi atas indepth interview yang telah dilakukan kemudian diolah menggunakan matriks. MACTOR merupakan alat analisis yang belum banyak digunakan peneliti.

Selanjutnya dikatakan bahwa selama ini, saat melakukan penelitian khususnya yang berimbas kepada kebijakan, kita sering mengatakan saat melakukan analisis terhadap Academics (A) atau Businessman (B) atau Community (C) atau Government (G), seolah olah A maupun B, C, G memiliki suara yang sama.  Sebenarnya perlu dipilah akademisi itu siapa, pelaku bisnis itu siapa, businessman itu siapa, demikian juga government.  Sebagai contoh, ketika kita bicara tentang ekonomi lingkungan, maka akademisi dari ekonomi, akademisi dari sosiologi dan akademisi lingkungan akan memiliki pendapat yang berbeda.

“Dengan menggunakan alat analisis MACTOR, kita dapat memilah banyak pelaku dan banyak tujuan.  Masing-masing pelaku memiliki aliansi dan konflik, bagaimana cara mereka mengelolanya. Hal ini bisa menjadi satu analisis kebijakan, kita jadi tahu sebenarnya antar aktor itu mana yang bisa beraliansi, antar stakeholder itu mana yang paling berpotensi atau memilik daya saing. Dengan menggunakan alat analisis ini kita bisa menjawab beberapa pertanyaan di atas” jelas dosen yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik FEB UNS.

Analisis ini akan menggambarkan hubungan antara pemangku kepentingan, seberapa kuat jaringan yang terbentuk, bagaimana divergensi dan konvergensinya. Seberapa penting hubungan antara pemangku kepentingan terhadap pemangku kepentingan yang lain. Misalnya ketika kita bicara pengembangan UMKM yang ada di wilayah Solo Raya, mana yang paling potensi. Setelah dilakukan penelitian di Solo Raya yang paling memiliki pengaruh adalah Dinas Perdagangan, dan kalau di Boyolali adalah Dinas Pertanian, masing-masing pemangku berbeda-beda. Itu yang akan digambarkan dalam analisis ini.

Analisis ini juga menggambarkan hubungan antara pemangku kepentingan dengan tujuan yang ingin dicapai, mengidentifikasi pemangku kepentingan, membedakan dan mengkategorikan antar pemangku kepentingan, serta menganalisis ketertarikan antar pemangku kepentingan. (Humas)