25 Nov 2020

Dua Alumni FEB UNS Jadi Narasumber di Webinar Bertema Mempertahankan Kualitas Audit di Masa Pandemi

Di masa pandemi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah mengambil kebijakan membangun tata kelola untuk mengatasi dan mengurai masalah yang kompleks. BPK telah melakukan strategi pemeriksaan yang dilakukan dengan menetapkan alur distribusi kebijakan audit dan kebijakan informasi, penguatan infrastruktur TI untuk auditor, pengaplikasian kertas kerja elektronik, platform internal untuk berbagi file atau file sharing elektronik serta perubahan pada manajemen tim audit.

Pernyataan itu disampaikan Mohamad Iqbal Arruzi, MBIT., Ak.,CA.,Ph.D., alumni FEB UNS yang saat ini berprofesi sebagai Auditor BPK RI.  Iqbal menjadi salah satu narasumber pada Kuliah Umum bertema Mempertahankan Kualitas Audit di Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu, 18 November 2020.

Mohamad Iqbal Arruzi, MBIT., Ak.,CA.,Ph.D., Auditor BPK RI

Selanjutnya dikatakan, BPK telah menerapkan Remote Audit atau virtual audit sebagai solusi, yakni metode audit secara online dengan  memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, dengan analisa data untuk menilai keakuratan data keuangan dan kontrol internal, mengumpulkan bukti elektronik dan berinteraksi dengan klien.

Keunggulan remote audit mengurangi  biaya perjalanan, meningkatkan ketersediaan kelompok auditor, memperluas cakupan audit, peningkatan hasil reviu dokumen, peningkatan penggunaan teknologi yang ada dapat memperkuat dokumentasi dan pelaporan, beban audit terhadap fasilitas operasional dapat dimitigasi.

Namun demikian, ada hambatan dalam melakukan virtual audit yakni terkait dengan proses mendapatkan bukti audit, penerapan Teknik audit, keterbatasan mobilitas dan interaksi auditor dengan semua pihak terkait pemeriksaan menjadi sangat terbatas.

Menurutnya, kesuksesan remote audit adalah kesiapan sarana teknologi, kemampuan SDM, baik dari sisi institusi pemeriksaan maupun pihak yang diperiksa seperti pemerintah dan pemerintah daerah.

Pemateri kedua, Budi Santoso, SE, Ak., MFA., CA., CPA., CFE, Director PwC South East Asia Consulting yang juga alumni FEB UNS menegaskan bahwa perubahan pendekatan dan metodologi audit akibat pandemi covid 19 memerlukan respon yang cepat dimana transformasi digital menuntut sumber daya manusia memiliki kemampuan yang mahir dalam mengoperasikan software audit.

Budi Santoso, SE, Ak., MFA., CA., CPA., CFE, Director PwC South East Asia Consulting

“Muncul beberapa tantangan yang dialami auditor di masa pandemi saat ini, antara lain identifikasi fisik, risiko fraud yang muncul, komitmen dan moral, dan skeptisme auditor” katanya.

Selanjutnya dikatakan audit harus memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan juga harus meningkatkan efisiensi, relativitas, kepercayaan dalam suatu perusahaan.

Ada 6 poin cara mempertahankan kualitas audit yakni mencari SDM yang mahir dalam menggunakan teknologi, seperti data analytics, merencanakan dan melaksanakan metodelogi audit pada software yang terhubung dengan setiap auditor, pelaksanaan quality control, berkala diskusi antar tim, komunikasi secara berkala dengan klien serta menjaga keamanan data auditor dan klien. (Humas)